NUSANTARANEWS.CO – Pemakaian energi bersih dan terbarukan menjadi perhatian utama negara-negara Eropa. Untuk mendukung upaya itu, mereka pun memberi bantuan kepada negara lain. Indonesia adalah satu di antara beberapa negara yang memperoleh dana hibah tersebut. Pemberian hibah ini tercantum dalam Declaration of Intent yang telah ditandatangani oleh wakil pemerintah Jerman dan Indonesia beberapa waktu lalu.
Besaran dana hibah tersebut sekitar Rp 53 miliar yang digunakan untuk meningkatkan kapasitas, fasilitasi, dan prastudi kelayakan proyek percontohan di sektor energi, terutama pemanfaatan energi bersih dan energi terbarukan sebagai upaya terciptanya ketahanan energi nasional.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, saat ini masih ada 12.659 desa dari total 74.754 desa di tanah air yang belum mendapat akses listrik. Sekitar 65% dari desa yang belum teraliri listrik tersebut, terletak di enam provinsi kawasan Timur Indonesia. Selama ini persoalan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di daerah terdepan, perbatasan, dan pulau-pulau kecil dianggap tidak ekonomis secara bisnis. Sehingga tidak ada investor yang berminat membangun pembangkit listrik di daerah tersebut.
Oleh karena itu, program hibah ini menjadi salah satu tujuan untuk meningkatkan keterjangkauan listrik, khususnya di daerah tertinggal serta penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT). Bila listrik sudah sampai ke daerah tertinggal tersebut, tentu akan menumbuh kembangkan perekonomian lokal. Kegiatan usaha bisa berjalan, pendapatan masyarakat dan negara tentu akan meningkat pula. Pada gilirannya menjadi daya gerak produktivitas masyarakat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi lebih luas.(Banyu/sumber: esdm.go.id)