Berita UtamaMancanegaraTerbaru

Roket Bekas Kini Menjadi Unggulan Bisnis Peluncuran Antariksa

Roket Bekas Kini Menjadi Unggulan Bisnis Peluncuran Antariksa
Roket bekas kini menjadi unggulan bisnis peluncuran antariksa.

NUSANTARANEWS.CO – Misi perjalanan antariksa kini semakin efisien dengan pencapaian sukses roket bekas milik Blue Origin yang berhasil mendarat dengan mulus ke bumi setelah mencapai suborbit. Kesuksesan misi roket bekas Blue Origin itu secara langsung telah membuka persaingan misi penerbangan ke antariksa secara signifikan. Kini misi peluncuran ke antariksa tidak perlu menggunakan roket baru, tapi bisa menggunakan roket yang sudah ada.

Kesuksesan roket Blue Origin semakin meningkatkan kompetisi operator roket bekas antara Blue Origin dan SpaceX. Sebagai informasi, kedua perusahaan itu disokong oleh miliuner terkenal. Blue Origin merupakan perusahaan yang didirikan pendiri Amazon.com, Jeff Bezos, sedangkan SpaceX didirikan oleh miliuner Elon Musk, yang merupakan boss Tesla Motor.

Sementara SpaceX, terhitung sejak Desember 2015 hingga awal tahun 2016, tercatat telah berhasil pula mendaratkan lima buah roket. Sehingga operator satelit dan pelanggan SpaceX SES bersedia untuk mengadopsi ide roket ‘bekas pakai’ sebelum akhir tahun 2016. SpaceX sendiri telah menggunakan roket SES untuk meluncurkan TV satelit dan layanan broadband.

Baca Juga:  Polres Pamekasan Sukses Kembalikan 15 Sepeda Motor Curian kepada Pemiliknya: Respons Cepat dalam Penanganan Kasus Curanmor

“Roket bekas pakai akan menjadi era baru di ranah antariksa modern,” tulis CTO SES Martin Halliwell dalam keterangan resmi yang diterima CNN.

Meski tidak mengungkapkan berapa jumlah uang yang harus digelontorkan, baik operator satelit maupun pihak SpaceX mengkonfirmasi potongan harga sebesar US$ 62 juta khusus untuk anggota SES yang memilih menggunakan roket bekas.

SpaceX menargetkan roket bekas miliknya mampu melampaui Blue Origin nantinya. Sejauh ini pihak SpaceX memasang target roket bekasnya mampu meluncur dengan jarak 22 ribu mil dari permukaan bumi, atau 100 kali lebih jauh dari orbit Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Di luar pesaingan kedua miliuner tersebut, para pengamat melihat bahwa kompetisi kedua perusahaan raksasa tersebut sangat bagus bagi masa depan industri penerbangan antariksa.

“Ini merupakan penanda yang baik untuk semua orang di industri penerbangan antariksa, ini akan mendorong setiap orang di industri untuk bekerja lebih keras. Saya pikir bagus ada persaingan yang sehat di luar sana yang melibatkan banyak pengusaha. Pada akhirnya konsumen yang akan menang,” kata Eric Stallmer, Presiden ommercial Spaceflight Federation menanggapi misi uji coba penerbangan Blue Origin.(Banyu/dari berbagai sumber)

Related Posts

1 of 12