Traveling

Ziarah Situs Sejarah Pura Mangkunegaran

NUSANTARANEWS.CO – Situs sejarah di Surakarta berikutnya yang tak kalah menarik untuk dikunjungi adalah Pura Mangkunegaraan. Dalam sejarahnya, bangunan Pura Mangkunegaran merupakan peninggalan sebuah kadipaten agung atau kerajaan kecil yang diprakarsai oleh Raden Mas Said.

Namun perjanjian Giyanti yang menyebabkan lahirnya kerajaan Solo dan Jogja menjadikan polemik tersendiri bagi keberadaan Pura Mangkunegaran. Dimana, setelah terjadinya perjanjian Salatiga tahun 1757 memaksa pembagian kekuasaan Mataram Islam menjadi tiga kekuatan besar. Ketiga kekuatan tersebut adalah Keraton Kasunanan Surakarta, Kasultanan Ngayogyakarta dan Pura Mangkunegaran.

Berdasarkan teritori yang menjadi basis kekuasaan Pura Mangkunegaran meliputi sebagian wilayah Surakarta dan sebagian wilayah Yogyakarta. Dimana Gunung Kidul yang sekarang masuk Daerah Istimewa Yogyakarta dulunya merupakan kekuasaan Pura Mangkunegaran.

Sampai saat ini, situs peninggalan Pura Mangkunegaran masih berdiri kokoh. Bahkan pemerintah Indonesia menetapkan kawasan ini sebagai cagar budaya (haritage) yang dilindungi oleh negara. Pura Mangkunegaraan lebih banyak digunakan untuk kegiatan ritual adat dan berbagai pertunjukan kesenian tradisional.

Pada masa pendudukan Belanda, Pura Mangkunegaran menjadi salah satu basis perlawanan terhadap sang penjajah. Raden Mas Said atau yang juga dikenal Pangeran Sumbernyawa yang mendirikan Pura Mangkunegaran dengan sangat gigih melakukan perlawanan terhadap Belanda.

Bahkan berkat kegigihan dan ketangguhannya, gelar Pangeran Sumbernyawa tersemat padanya. Hal ini dikarenakan Raden Mas Said sangat terkenal garang saat bertarung dengan lawan-lawannya. Banyak nyawa yang melayang di tangannya.

Secara arsitektur, Pura Mangkunegaran memiliki corak bangunan khas Jawa. Ukiran-ukiran yang terdapat di bangunan ini memiliki nilai historis. Setelah sepeninggal Raden Mas Said, Pura Mangkunegaraan diteruskan oleh anak-anak keturunannya. (Adhon MK)

Related Posts

1 of 11