Budaya / SeniPuisi

Yu, 16:20 – Puisi Gustu Sasih

Ekphrastic Poetry | Maier Museum of Art
Ekphrastic Poetry | Maier Museum of Art

16:20

matahari 16:20
kepalaku dijatuhi seekor burung hijau lumut. kedua sayapnya tertinggal di udara, 375 meter tingginya

aku ingat nama-nama
pemelihara garis paling lentur, yang salah satu ujungnya ada padaku
“Gustu, manusia memang paling mudah untuk kehilangan apa-apa yang tidak ia ingini untuk pergi.”

ya, aku adalah ia, yang dibilang Hasan Aspahani. ia, yang sesekali kembali ke gudang tanpa pintu, tempat sejumlah peristiwa terperangkap, berhenti, bersama beberapa nama, dan segenap perannya

sepi terburuk yang dikirim dari selatan
hingga kini, belum juga bisa aku talak tiga

2014

Yu
perjumpaan ke-1071
tak memberi kita apa-apa
selain perpisahan di depan toko sepatu

“surat-surat yang kau kirim, tak ada yang sampai padaku,” itu katamu selalu
aku yakin pada diri, aku tak pernah keliru menulis alamatmu. aku ingat betul, kutulis ia dengan sangat hati-hati

katamu lagi, “jika ingin berjumpa lagi nanti, aku ingin kau tak datang sendiri.
aku ingin tak ada lagi miniatur rembulan kau bawa untukku.”

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Yu, betapa terasa aku tak akan sampai padamu lagi

2014

Gustu Sasih lahir tahun 1988 di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Sedang menyiapkan 2 kumpulan puisi, Kenangan yang Tak Lengkap dan Kandang Anjing.

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resinsi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 124