PolitikTerbaru

Washington Telepon Menlu Turki Bahas Persilihan Arab Saudi-Qatar

Qatar (Foto: Aspetar)

NUSANTARANEWS.CO – Sumber dari Kementerian Luar Negeri Turki mengkonfirmasi Sekretaris Negara Amerika Serikat Rex Tillerson dan Menlu Turki Mevlut Cavusoglu membahas perkembangan di Suriah dan perselisihan antara Qatar dan negara-negara Arab lainnya dalam sebuah panggilan telepon Sabtu (10/6) malam.

Seruan tersebut, yang diajukan atas permintaan Tillerson, terjadi setelah Tillerson pada hari Jumat mendesak Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya untuk membuka blokade mereka Qatar. Sebab, hal itu dinilai menyebabkan konsekuensi kemanusiaan yang tidak diinginkan dan mempengaruhi perjuangan pimpinan AS melawan militan ISIS.

Dikutip Reuters, tidak ada rincian lebih lanjut dari panggilan tersebut.

Mengacu pada komentar Tillerson mengenai blokade itu, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan dalam sebuah pidato di Istanbul pada hari Jumat bahwa dirinya akan terus menyoroti perselisihan tersebut sepenuhnya.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan dengan Qatar pada hari Senin, menuduhnya mendukung militan Islam dan musuh mereka di Iran. Tuduhan tersebut dibantah dan menurut Qatar tidak berdasar.

Baca Juga:  Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin Kunjungi Keluarga Korban Meninggal Saat Kampanye Akbar di GBK

Erdogan berjanji untuk tetap mendukung Qatar setelah persetujuan segera undang-undang tentang penggelaran pasukan Turki di sana. Pada hari Sabtu, dia mengatakan kepada menteri luar negeri Bahrain bahwa perselisihan harus diselesaikan pada akhir bulan suci Ramadhan.

Erdogan pada hari Kamis juga menyetujui kesepakatan antara Turki dan Qatar mengenai kerja sama pelatihan militer. Kedua kesepakatan tersebut dibuat sebelum perselisihan antara Qatar dan lainnya meletus. Turki juga telah berjanji untuk menyediakan pasokan makanan dan air ke Qatar.

Turki telah mempertahankan hubungan baik dengan Qatar serta beberapa negara tetangga Teluk Arabnya. Turki dan Qatar telah memberikan dukungan untuk Ikhwanul Muslimin di Mesir dan mendukung pemberontak yang berjuang untuk menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Turki dan sesama anggota NATO Amerika Serikat juga berselisih mengenai AS mendukung milisi YPG Kurdi Suriah dalam perang melawan ISIS di Suriah. Turki memandang YPG sebagai perpanjangan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah melakukan pemberontakan selama tiga dekade di tanahnya.

Baca Juga:  Wacanakan Hak Angket Kecurangan Pemilu 2024, Golkar Sebut Ganjar Kurang Legowo

Amerika Serikat mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya telah mulai memasok senjata ke YPG untuk melakukan penyerangan di kota Raqqa di Suriah, sehingga memperdalam kemarahan Turki. Peran YPG dalam kampanye Raqqa telah mengikat hubungan antara Amerika Serikat dan Turki, yang mengancam pertumbuhan Kurdi di sepanjang perbatasannya. (ed)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 2