Lintas Nusa

Unmuh Kalah dari STM, Mahasiswa Desak Rektor Turun

Aksi Demonstrasi Kalangan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Ponorogo, Jatim, Selasa (6/6/2017)/Foto: Muh Nurcholis/Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO, Ponorogo – Aksi unjuk rasa puluhan mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Ponorogo membuat kaget banyak pihak. Aksi Demonstrasi dilakukan di dalam Kampus Unmuh Ponorogo, Selasa (6/6).

Dalam aksinya, para mahasiswa membentangkan spanduk bernada protes. Di antaranya bertuliskan ‘Turunkan Rektor’, ‘wujudkan transparansi dan akuntabilitas, perbaikan fasilitas dan keterlibatan mahasiswa’.

Mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi tersebut mengeluhkan fasilitas Kampus Unmuh Ponorogo yang dirasa kurang memadai. Seperti disampaikan oleh Panji, salah satu mahasiswa jurisan teknik mesin.

Panji yang saat ini duduk pada semester 2 ini mengaku kesal dengan jaringan internet yang lemot.  “Padahal sarana ini digunakan untuk ujian semester,” keluh Panji.

Panji juga mengeluhkan keberadaan fasilitas pendukung maupun alat praktek pada perkuliahan dirinya menilai kurang layak.

“Hampir semua teman saya ngomong.  Fasilitasnya lebih buruk dari waktu di STM. Masa tidak malu.  Namanya saja universitas masa kalah sama STM,” paparnya.

Selain itu, dia mengkritik soal pembayaran yang juga sangat mahal sedangkan perbaikan dan perubahan tidak ada.

Baca Juga:  Anton Charliyan Lantik Gernas BP2MP Anti Radikalisme dan Intoleran Provinsi Jawa Timur

“Cuma buat beli mobil,  bangun gedung baru dan gedung lama juga tidak dirawat,” tandasnya.

Saat menemui peserta aksi demonstrasi dari kalangan mahasiswanya, Rektor Unmuh Ponorogo, Sulthon menjelaskan bahwa keberadaan Rektor Unmuh Ponorogo menjabat lebih dari 2 periode tidak melanggar aturan karena ada aturan yang menjelaskan

“Aturan jabatan rektor lebih dari 2 kali adalah Pedoman PP Muhammadiyah tentang Perguruan Tinggi Muhaamdiyah No. 02/PED/I.0/B/2012 ps. 23 ayat 4,” ucap Sulton. Pihaknya lantas mencontohkan juga keberadaan kampus Unmuh Malang.

Terkait permintaan mahasiswa dalam penyediaan fasilitas yang diminta lebih, Sulthon menjelaskan bahwa dana dari mahasiswa minim sehingga tidak bisa memenuhi keinginan ideal yang diminta mahasiswa.

“Pembayarannya minim,  kalau minta fasilitas lebih kita belum bisa mengabulkan,” bebernya.

Pewarta: Muh Nurcholis
Editor: Eriec Dieda

Related Posts

No Content Available