MancanegaraTerbaru

Turki dan Iran Jalin Kerjasama Militer

NUSANTARANEWS.CO, Ankara – Turki dan Iran mencapai kesepakatan untuk meningkatkan kerjasama militer. Kesepakatan itu diperoleh setelah Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran dan Pemimpin Turki Recep Tayyip Erdogan berunding di Ankara.

Dilansir Reuters, Turki memutuskan untuk meningkatkan kerjasama militer dengan Iran.

Erdogan, Menteri Pertahanan dan Kepala Staf Militernya bertemu dengan Jenderal Iran Mohammad Hossein Bagheri pada Selasa dan Rabu lalu. Ini adalah kunjungan pertama Kepala Militer Iran ke Turki sejak revolusi 1979 silam.

Juru bicara Ibrahim Kalin juga mengatakan bahwa Menteri Pertahanan AS Jim Mattis juga akan bertandang ke Turki.

“Kedua belah pihak menekankan bahwa jika referendum akan diadakan, ini akan menjadi dasar dimulainya serangkaian ketegangan dan konflik di Irak, akibatnya akan mempengaruhi negara-negara tetangga. Memegang referendum akan membawa Irak, tapi juga Iran dan Turki terlibat dan itulah mengapa pihak berwenang kedua negara menekankan bahwa hal itu tidak mungkin dan tidak boleh dilakukan,” kata Bagheri seperti dikutip AFP.

Baca: Di Balik Sanksi Terhadap Qatar

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

Kerjasama Turki dan Iran tak lepas dari keinginan kedua negara untuk mencari kesamaan pandangan dalam persaingan di Irak dan Suriah. Sebab, konflik di Irak dan Suriah telah memperuncing persaingan regional, termasuk Turki dan Iran. Dalam beberapa kesempatan, Erdogan tampak lebih membela hak-hak Muslim Sunni. Sementara di Suriah, Turki dan Iran tampak tidak sejalan. Erdogan sempat mengecam keras perlakuan milisi Irak yang disokong Teheran terhadap kelompok Muslim Sunni. Bahkan, Turki tercatat salah satu pendukung pemberontak Suriah yang diketahui bertempur melawan pemerintah Suriah yang didukung Iran.

“Koordinasi untuk menciptakan perdamaian dan keamanan di Suriah juga dibahas,” demikian laporan IRNA mengutip Bagheri.

Selain itu, Turki dan Iran berada di sisi yang berlawanan dari konflik Suriah. Erdogan tengah mencari penggulingan Presiden Bashar al-Assad untuk mengakhiri perang. Teheran, bersama dengan Moskow, tetap menjadi sekutu kunci pemimpin Suriah dan pendukungnya.

Namun Turki dan Rusia telah bekerja sama lebih banyak mengenai Suriah dalam beberapa bulan terakhir, membantu untuk mengeluarkan penduduk sipil dari Aleppo dan kemudian mensponsori perundingan damai di ibukota Kazakhstan, Astana.

Baca Juga:  Kawal Suara Prabowo-Gibran di TPS, Projo Jatim Siapkan 250 Ribu Kader

Sedangkan di konflik negara-negara Teluk, Turki cenderung mendukung Qatar, sama seperti yang dilakukan Iran. (ed)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 39