OpiniTerbaru

Tumbuhkan Kembali Jiwa Patriotisme Pada Anak-Anak Indonesia

Oleh: Umi Mardiyah, Guru SMP Negeri 2 Wonomerto

Ilustrasi/Foto istimewa
Ilustrasi/Foto istimewa

NUSANTARANEWS.CO – Dirgahayu Kemerdekaan RI yang ke-71 kemarin seharusnya kita peringati untuk mengenang peristiwa bersejarah bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan. Kenyataan yang saya rasakan sekarang ini rasa patriotisme maupun nasionalisme pada anak-anak Indonesia saat ini sudah mulai memudar dan tentunya orangtua selaku ujung tombak untuk membimbing mereka sudah tidak peduli lagi.

Dalam menumbuhkan rasa patriotisme pada anak-anak, kita harus selalu menginformasikan hal-hal mengenai nasionalisme kepada mereka serta sering kali menjelaskan arti pentingnya hari-hari besar nasional, serta event-event nasional lainnya. Karena anak-anak sudah tidak mengenal dan melupakan tanggal dan hari-hari besar nasional. Yang mereka tahu adalah fakta mengenai berita-berita yang menjelaskan tentang keadaan pemerintah kita saat ini. Ajaklah mereka untuk berdiskusi dan memberikan pandangan mengenai hari besar nasional.

Salah satu penyebab hilangnya jiwa patriotisme anak-anak dikarenakan pemerintah pada zaman reformasi yang jauh dari harapan para anak, sehingga membuat mereka kecewa pada kinerja pemerintah saat ini. Contoh yang paling nyata terkuaknya kasus korupsi, penyelewengan kekuasaan oleh pejabat Negara membuat pemuda enggan untuk memerhatikan pemerintah lagi.

Baca Juga:  Khofifah Effect Makin Ngegas, Elektabilitas Prabowo-Gibran di Jatim Melonjak Pesat

Sikap keluarga dan lingkungan yang tidak mencerminkan rasa nasionalisme dan patrotisme, demokrasi yang melewati batas etika sopan santun yang sudah tidak ada lagi seperti unjuk rasa dimana-mana yang disertai dengan perilaku–perilaku yang arogan. Sehingga para anak meniru sikap tersebut, karena anak merupakan peniru yang baik terhadap lingkungan sekitarnya.

Hal-hal seperti tersebut diatas akan menimbulkan frustasi dikalangan anak dan hilangnya optimism sehingga yang ada hanya sifat malas, egois, dan emosional. Di era globalisasi yang berimbas pada moral pemuda, mereka lebih memilih kebudayaan Negara lain, dibandingkan dengan kebudayaannya sendiri.

Sebagai contoh, para pemuda lebih menghafal lagu-lagu asing daripada lagu kebangsaan Indonesia dan lagu daerahnya sendiri, memilih memakai pakaian minim yang mencerminkan budaya barat dibandingkan memakai pakaian sopan yang mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Para pemuda kini dikuasai oleh narkoba dan minum-minuman keras sehingga sangat merusak martabat bangsa Indonesia.

Sebagai seorang pendidik kita harus bisa mengupayakan menanamkan cinta tanah air di sekolah dengan cara melaksanakan upacara bendera setiap hari senin mengajarkan siswa untuk aktif berorganisasi melalui Osis (Organisasi Intra Sekolah) memperingati hari besar nasional, mengenalkan lagu-lagu nasional, pendidikan moral melalui dongeng.

Baca Juga:  Bupati Nunukan dan BP2MI Tandatangani MoU Perlindungan Pekerja Migran Indonesia

Sedangkan dalam lingkungan keluarga mengenalkan anak tentang permainan tradisional banyak bercerita tentang Negara Indonesia meyakinkan pada anak bahwa Indonesia itu Negara yang kuat, besar dan kaya. Mengajarkan pada anak untuk bangga terhadap produk dalam negeri, mengenalkan semangat kepahlawanan yang begitu sulit untuk meraih kemerdekaan.

Menumbuhkan rasa patriotisme pada anak memang sangat dibutuhkan karena merekalah bibit-bibit baru penerus bangsa Indonesia yang kian lama mengalami krisis patriotisme. (Umi Mardiyah/Yudi/Red-02)

Related Posts

1 of 3