Kesehatan

Tijauan Terbaru Para Ahli Terkait Fungsi Otak Kanan dan Kiri Manusia

NUSANTARANEWS.CO – Otak manusia berevolusi untuk memiliki dua bagian. Dalam tinjauan terbaru terhadap sebuah penelitian menunjukkan bahwa rancangan ganda ini dapat memberi manfaat khusus.

Telah lama para ilmuan mengetahui bahwa dua bagian otak manusia melakukan fungsi yang berbeda. Misalnya, belahan kiri umumnya bertanggungjawab untuk bahasa dan ucapan, sedangkan belahan kanan menangani emosi dan pengenalan wajah.

Dalam tinjauan baru yang diterbitkan di jurnal Neuron, para peneliti memusatkan perhatian mengapa rancangan otak split bermanfaat. Dan salah satu manfaatnya, bahwa memiliki area otak tertentu yang bertanggung jawab untuk melakukan tugas yang spesifik dan rumit dapat mempermudah seseorang untuk melakukan tugas dengan baik.

Selain itu, spesialisasi ini bisa membuat otak lebih mudah melakukan berbagai fungsi sekaligus. Dengan kata lain, jika salah satu bagian otak merawat satu fungsi spesifik seperti bahasa dan ucapan, maka bagian lain tetap bebas untuk mengurus hal lain, seperti pengenalan wajah. Hal ini pada gilirannya memungkinkan otak untuk menyulap fungsi yang berbeda ini secara lebih efisien.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Dirikan Rumah Sakit Ibu dan Anak: Di Pamekasan Sehatnya Harus Berkualitas

Menurut periset, tampaknya ada juga keuntungan untuk memiliki pembagian fungsi kognitif jelas yang dilakukan oleh otak kiri dan kanan, sesuai dengan tinjauan. Misalnya, penelitian pada manusia telah menyarankan bahwa pembagian tersebut dapat bermanfaat bagi pengembangan keterampilan kognitif, termasuk IQ verbal dan kemampuan membaca, tulis para peneliti.

Bukan hanya manusia

Penelitian sebelumnya telah menyarankan bahwa, selain otak kita, beberapa aspek perilaku kita juga diatur secara asimetris, menurut tinjauan. Misalnya, kebanyakan orang kidal, berlawanan dengan ambidextrous.

Para ilmuwan dulu percaya bahwa sifat asimetris otak itu unik bagi manusia. Namun, asumsi ini mulai berubah pada tahun 1970-an, ketika beberapa penelitian menunjukkan bahwa asimetri semacam itu juga ditemukan pada hewan lain, seperti chaffinches (sejenis burung kecil), tikus dan ayam. Dan penelitian yang lebih baru telah menunjukkan bahwa asimetri seperti di otak dan perilaku dapat ditemukan bahkan pada invertebrata seperti cacing, siput dan lebah madu, tulis para peneliti.

Baca Juga:  DBD Meningkat, Khofifah Ajak Warga Waspada

“Hanya satu dekade yang lalu, kebanyakan ilmuwan percaya bahwa asimetri otak unik untuk manusia atau setidaknya terutama diucapkan pada spesies kita. Ini salah,” kata penulis utama Onur Güntürkün, seorang ahli saraf di Ruhr-University Bochum di Jerman.

Periset mengatakan masih banyak penelitian yang perlu dilakukan untuk memahami seluk-beluk asimetri otak. Sebagai contoh, peneliti masih ingin memahami mekanisme genetik yang mungkin terlibat dalam pengembangan asimetri otak, Güntürkün mengatakan kepada Live Science.

Pada akhirnya, kata Güntürkün, mempelajari asimetri otak ini dapat membantu peneliti lebih memahami bagaimana otak diorganisasikan.

Pewarta: Eriec Dieda  (Foxnews)
Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts

No Content Available