InspirasiTerbaru

Tangkal Radikalisme, Nahnu Ajak Kaum Muda Makmurkan Masjid

Nahdliyin Nusantara (Nahnu)/Foto: Istimewa

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Beberapa dekade terakhir, radikalisme dan terorisme terus mendapat sorotan tajam di berbagai belahan dunia. Tak terkecuali di Indonesia. Gerakan yang mengancam jiwa manusia dengan aksi-aksi pembunuhan dan teror bom itu sudah membuat resah sampai pada titik yang tak dapat ditolerir lagi, alias harus dilawan.

Kini, embrio gerakan radikal datang dari berbagai sudut. Hingga terkesan mereka memiliki sel-sel untuk memberikan pemahaman tentang radikalisme sehingga gerakan mereka terus hidup.

Ketua Umum Nahdliyin Nusantara (Nahnu), Miftahul Aziz misalnya mengatakan bahwa kelompok radikal telah menjadikan masjid sebagai tempat penyebaran radikalisme dengan pemuda sebagai sasaran utamanya. Tempat suci untuk beribadah umat Islam itu tampak telah dimanfaatkan dengan salah oleh kelompok-kelompok radikal.

Itu merupakan ancaman super serius. Dan memicu Aziz bersama Nahnu mengajak kaum muda untuk menjaga masjid agar tetap digunakan sebagaimana mestinya. Kata Aziz, salah satu langkah kongkret mengantisipasi bahaya radikalisme yang mulai tumbuh di tempat ibadah ialah kaum muda menjaga masjid dengan berbagai macam kegiatan positif dan berdampak sosial.

Baca Juga:  Diduga Pengemudi Mabuk, Mobil Avanza Seruduk Warung Bakso, Satu Orang Meninggal

“Anak muda itu harus punya kegiatan-kegiatan positif agar tidak mudah radikal, seperti memakmurkan masjid dengan kegiatan positif di dalamnya. Sudah seharusnya bermasjid menjadi gaya hidup anak muda sekarang,” kata Aziz saat menghadiri pelatihan merawat jenazah yang dilaksanakan oleh NAHNU dan IPNU DKI Jakarta di masjid al-Kamal, Kedoya, Jakarta Barat, Minggu (11/6/2017).

Aziz mengatakan bahwa memakmurkan masjid bisa sekaligus menjadi counter attack terhadap gerakan radikalisme yang saat ini juga telah merambah dan memengaruhi masyarakat melalui sejumlah masjid di seluruh Indonesia.

Dikatakannya, mereka (kelompok radikal, red) sudah tak canggung lagi menyampaikan materi-materi provokatif yang memicu perdebatan dan gejolak di internal pengurus masjid, remaja masjid, masyarakat, terutama kaum muda melalui selebaran, kegiatan berkedok keagamaan, maupun khutbah.

“Harus kita akui, ada beberapa kelompok yang mengajak kembali ke masjid hanya sebagai kedok untuk menanamkan paham radikalisme. Ini menambah kekhawatiran masyarakat,” tukas Aziz. (ed)

Pewarta/Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts

1 of 29