Politik

Survei IDM: Banyak Pendukung Ahok-Djarot Hengkang

NUSANTARANEWS.CO, JakartaIndonesia Development Monitoring (IDM) melakukan survei jajak pendapat kepada masyarakat Jakarta tentang memilih Kepala Daerah untuk Pilkada DKI Jakarta Putaran Kedua pada 19 April 2017 mendatang.

Direktur Eksekutif IDM, Fahmi Hafel, mengungkapkan bahwa dalam quisioner, responden diminta untuk menjawab pertanyaan saja misalnya saja yaitu ‘Jika Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dilakukan pada hari ini, siapakah yang akan anda pilih?’. Dari data-data jawaban quisioner yang telah dijawab, hanya 1.415 responden saja yang bisa diverifikasi dan berkualitas, sedangkan sisanya tidak terisi dan tidak jelas.

“Dalam temuan survei terjawab pilihan masyarakat Jakarta yang diwakili oleh 1.415 warga Jakarta memberikan pilihan pada pasangan Ahok-Djarot sebanyak 40,82% dan pada pasangan Anies-Sandi sebanyak 52,68%, sedangkan yang tidak menjawab/rahasia sebanyak 6,5%,” ungkapnya kepada wartawan, Jakarta, Jum’at (14/4/2017).

Lalu, Fahmi mengatakan, ketika responden ditanyakan dalam quisioner terkait konsistensi antara jawaban dalam memilih kedua pasangan calon (paslon) nanti saat hari pencoblosan, maka didapati bahwa sebanyak 58,17% akan tetap memilih Ahok sesuai dengan pilihannya dan sebanyak 41,83% masih akan berpikir ulang. Sedangkan dari yang memilih pasangan Anies-Sandi, para responden mayoritas akan konsisten dengan memilih Anies-Sandi, sebanyak 82,1% dan sebanyak 17,9% responden yang memilih Anies-Sandi masih akan berpikir lagi dan merahasiakan konsistensinya dalam memilih Anies-Sandi.

Baca Juga:  Bupati Nunukan dan Forkopimda Pantau Langsung Proses Pemilu 2024

“Dari hasil survei ini dapat tergambar bahwa elektabilitas Anies-Sandi unggul atas Ahok- Djarot dengan selisih mencapai lebih dari 12%. Hal ini mungkin terjadi karena sebagian besar pemilih Agus-Sylvi dalam putaran pertama cenderung memindahkan dukungan kepada Anies-Sandi,” ujarnya.

Perpindahan dukungan dari Agus-Sylvi kepada Anies-Sandi, Fahmi menilai, pertama adalah dikarenakan pemilih Agus-Sylvi maupun pemilih Anies-Sandi pada putaran pertama sama-sama menginginkan hadirnya pemimpin baru di Jakarta.

Kedua, lanjut Fahmi, jumlah responden yang mantap dengan pilihannya jauh berbeda antara kedua paslon, yaitu pemilih Ahok-Djarot hanya 58,17% yang mantap dengan pilihannya, sedangkan pemilih Anies-Sandi yang mantap dengan pilihannya sebanyak 82,1%.

“Banyaknya pemilih Ahok yang tidak mantap dengan pilihannya kemungkinan karena kasus hukum yang masih menjerat Ahok. Figur Ahok yang kerap menuai kontroversi juga dinilai menjadi penyebab banyaknya calon pemilih yang belum mantap,” katanya.

Hal tersebut, menurut Fahmi,  bertolak belakang dengan pemilih Anies-Sandi yang sudah mantap dengan pilihannya.

Baca Juga:  Marthin Billa Kembali Lolos Sebagai Anggota DPD RI di Pemilu 2024

“Hal ini terjadi karena pemilihnya banyak yang menginginkan gubernur baru karena tidak puas dengan gubernur saat ini, dan juga program-program yang ditawarkan Anies-Sandi seperti di antaranya OK OCE dan KJP Plus dianggap dapat menjadi solusi permasalahan di Jakarta,” ungkapnya.

Sekadar informasi, survei sendiri dilakukan dari mulai 4-11 April 2017 dengan mengambil sample atau responden sebanyak 1.421 orang dari masyarajat Jakarta yang memiliki hak pilih pada Pilkada DKI Jakarta putaran kedua nanti. Sample dipilih secara random di 5 Kota Madya dan 1 Kabupaten di Jakarta dengan mengunakan teknik multistage random sampling dan menggunakan margin of error +/- 2,6% dan tingkat kepercayaan 95%. Wawancara dilakukan melalui tatap muka dengan instrumen quesioner yang sudah disiapkan para surveyor IDM. (MD)

Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 51