Puisi

“Surat” untuk Rendra – Puisi Jose Rizal Manua

YA ALLAH

Ya, Allah
Perangai jahat apakah
Yang senantiasa berkelana
Bersarang di sumsum tulang.

Begitu gampang nyawa terlepas
Dari jasadnya.
Begitu gampang manusia dirampok
Segala miliknya.
Bocah dicincang kaki tangannya.

Ya, Allah
Begitu melimpah Kau sediakan
Kemewahan.
Namun tak menawarkan kepuasan.
Begitu melimpah kau sediakan
Ampunan.
Namun tak menyadarkan keimanan.

Redam,
Redamlah ya Allah
Keserakahan dalam diriku
Agar kalbuku mendaras asma-Mu
Agar pikirku menjurus jalan-Mu.

Ya, Allah
Perangai jahat apakah
Yang senantiasa bergolak
Meracun dalam darah.
Redam,
Redamlah ya Allah.

22 Agustus 2016

SURAT
Untuk: Rendra

Mas Willy,
Kudengar gemuruh kecewa dari nafasmu
Walau dinding penjara memisahkan kita
Karena angin jantan sahabat kebenaran
Telah merembes ke telingaku yang waspada.

Disaat jiwa kita sama bergolak
Dan pikiran sama mengembara
Kulihat wajahmu sedamai telaga meski matamu membara
Dalam mengurai peristiwa-peristiwa tang menimpa.

Mas Willy,
Kini, marilah kita berbisikan lagi
Lewat gelombang udara yang baik budi:
Aku memang terpana
Melihat kamu di bawa laksusda
Dengan kijang bak terbuka.
Ya, ya.
Kita sempat berpandangan ketika itu
Dan kamu baca ketegangan pada wajahku.
Ya, ya.
Dugaanmu sungguh tepat sasarannya.
Inti kesadaran
Inti kejujuran
Inti kearifan
Inti kebenaran
Telah mendarah dalam nadi perjuangan.

Mas Willy.
Katanya kamu diamankan?
Tapi mengapa begitu lama?
Kamu dituduh menghasut?
Astaga!

Jakarta, 14 September 1978.

TERNYATA, AKU HANYA SENOKTAH ZARRAH

Kaki sudah jauh melangkah
Tangan sudah banyak menggapai
Tapi ibarat mendaki puncak gunung
Aku baru sampai di ngarai.

Pikiran sudah luas menjangkau
Perasaan sudah dalam menyelam
Tapi ibarat mengarungi bentang samudera
Aku baru sampai di pantai.

Sejauh langkah
Setinggi daki
Sedalam selam
Aku baru sampai di ngarai.
Aku baru sampai di pantai.

Walau sudah sebanyak gapai
Walau sudah seluas jangkau
Tapi nyatanya,
Aku hanyalah senoktah zarrah
Di bentang langit
Di luas bumi.

Jakarta, 18 September 2014.

Jose Rizal Manua
Jose Rizal Manua

*Jose Rizal Manua, lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 September 1954. Penyair dan dramawan yang sekaligus pendiri teater anak-anak, Teater Tanah Air (1988), yang meraih juara pertama pada Festival Teater Anak-anak Dunia ke-9 di Lingen, Jerman, tanggal 14-22 Juli 2006. Tahun 1975 mendirikan Teater Adinda bersama Yos Marutha Effendi dan tahun 1986 mendirikan Bengkel Deklamasi Jakarta. Selain itu ia juga adalah seorang pemeran dan pengisi suara dalam beberapa film seperti Oeroeg (1993), Kala (2007), Fiksi (2008), Asmara Dua Diana (2009), dan Meraih Mimpi (2009). Penghargaan lain yang pernah diraih yaitu bersama Teater Tanah Air (TTA) meraih The Best Performance dan meraih medali emas di The Asia Pacific Festival of Children Theatre 2004, yang diadakan di Toyama, Jepang.

Related Posts

1 of 124