HukumPolitik

Soal Kasus Ahok, Jokowi Dinilai Tidak Akan Tinggal Diam

NUSANTARANEWS.CO – Ketua Progres 98, Faizal Assegaf menegaskan bahwa pernyataan Ahok bahwa dirinya adalah pahlawan demokrasi dan merasa tidak malu sebab bukan diadili sebagai koruptor, dapat tafsir sebagai sindiran kepada Jokowi. Menurutnya, banyak pihak memprediksi, bila Ahok dijatuhkan hukuman penjara, tidak mustahil ia akan bertindak brutal membeberkan skandal APBD DKI Jakarta.

“Ahok yang terkenal sporadis, gelap mata dan meledak-ledak, maka dalam kondisi terjepit dirinya dapat bertindak nekat, berbalik menyerang Jokowi. Manuver yang mengguncang Istana adalah kasus TransJakarta. Bila kasus ini dibeberkan, pengaruhnya dapat berakibat serius bagi kelangsungan kekuasaan residen Jokowi,” kata Faizal, Selasa (27/12/2016) malam.

Dengan demikian, kata Faizal, Ahok benar-benar akan tampil sebagai pahlawan demokrasi. “Sebaliknya jika Jokowi terlibat skandal TransJakarta sudah otomatis menjadi pihak paling dipermalukan oleh Ahok,” sambun Faizal. (Baca : Memenjarakan Ahok Adalah Kiamat Politik)

“Ihwal itu Ahok dengan enteng mengatakan, ‘Saya minta, pengadilan akan panjang, tiap selasa saya duduk. Di kursi itu, yang saya pikir ini singgasana. Kenapa? Saya gak salah kok,'” sambungnya.

Baca Juga:  WaKil Bupati Nunukan Buka Musrenbang Kewilayahan Tahun 2024 Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik

Ungkapan “di kursi itu, yang saya pikir ini singgasana”, menurut Ketua Progres 98 itu adalah ekspresi kekecewaan yang terdalam. Bisa jadi, sesungguhnya Ahok ingin menegaskan: “Saya bermimpi jadi Wapres mendampingi Jokowi, tapi kini justru terancam masuk penjara”.

Lantas bagaimana dengan sikap Jokowi? “Saya kira Jokowi tidak akan tinggal diam. Kasus RS Sumber Waras yang kini parkir di KPK akan menjadi senjata pamungkas untuk menyerang Ahok. Dalam politik, segala rupa ancaman dan saling jegal bisa terjadi, kemarin kawan, besok menjadi lawan adalah tergantung pada kepentingan dan situasi yang dihadapi,” ungkap Faizal Assegaf. (Sule)

Related Posts

1 of 139