Politik

Sinergitas RPJMN dan RPJMD Jatim Layak Jadi Pilot Project Nasional

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ketua DPR RI Setya Novanto menilai sinergitas pembahasan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) dengan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) layak di contoh oleh Propinsi lainnya. Bahkan ini bisa menjadi pilot Project nacional untuk pembahasan RPJMD.

“Kami menyambut baik prakarsa dari DPRD Jatim. Ini tradisi baru dalam menyusun RPJMD dengan melibatkan seluruh stakeholder di Jatim. Gubernur, bupati walikota, bersama DPRD dan DPR RI dan Bappenas ikut membahas sinergitas RPJMD dan RPJMN,” kata Novanto, Minggu (5/3/2017)

Pria yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini mengatakan dengan sinkronisasi tersebut diharapkan bisa menselaraskan program-program yang dimiliki pusat dengan daerah agar tidak terjadi ketimpangan dalam menjalan program pembangunan di Jatim khususnya masalah infrastruktur di Jatim.

Sementara itu, Ketua Pansus RPJMD Jatim, Sahat Tua Simanjuntak mengatakan piknya merasa senang pembahasan RPJMD Jatim dengan sinkronisasi RPJMN menjadi pilot Project nasional. “Kami senang sekali akan menjadi pilot projeck nasional dalam pembahasan RPJMD di Indonesia,” ungkap Ketua Pansus RPJMD DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak saat ditemui di Jakarta, Minggu (5/3/2017).

Baca Juga:  Pleno Perolehan Suara Caleg DPRD Kabupaten Nunukan, Ini Nama Yang Lolos Menempati Kursi Dewan

Pria yang juga politisi asal Partai Golkar ini berharap tentunya bisa ada yang selaras antara RPJMD Jatim dan RPJMN untuk merealisasikan program nawacita yang sudah digiatkan oleh pemerintah,”ungkap pria yang juga ketua FPG DPRD Jatim ini.politisi asal partai Golkar ini saat ditemui di Jakarta.

Sementara itu, Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan pentingnya peningkatan daya saing Jatim dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Hal tersebut penting dilakukan karena melihat perkembangan di era global yang semakin kompleks. Jika daya saing bisa ditingkatkan, maka berbagai peluang di pasar global akan bisa dimanfaatkan secara optimal.

Menurutnya, ada empat strategi untuk meningkatkan daya saing Jatim, yakni stabilitas makro ekonomi, pemerintahan dan tata letak kelembagaan, keuangan, bisnis dan kondisi tenaga kerja, serta kualitas hidup dan pengembangan infrastruktur.

Tentang strategi makro ekonomi misalnya, ia menjelaskan peran penting Jatim terhadap perekomomian wilayah lain di Indonesia. Secara geografi  politik, dan geógrafi ekonomi, posisi Jatim sebagai center of gravity di Indonesia. Posisi inilah yang membuat Jatim bisa unggul dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,55 persen, di atas nasional yang hanya 5,02 persen.

Baca Juga:  Asisten Administrasi Umum Nunukan Buka Musrenbang Kewilayahan Dalam Rangka Penyusunan RKPD Tahun 2025

Dengan PDRB Jatim sebesar Rp. 1.855,04 triliun, Jatim memberi sumbangan sebesar 14,95 persen terhadap PDB Nasional yang mencapai Rp. 12.406,80 triliun. Dari total PDRB Jatim, sektor industri pengolahan merupakan penyumbang terbesar yakni sebanyak 28,92 persen, dilanjutkan dengan perdagangan mencapai 18 persen, dan pertanian sebanyak 13,31 persen. Itu menandakan bahwa industrialisasi saat ini sudah menjadi lokomotif pembangunan Jatim.

Namun demikian, ada hal penting yang perlu dilakukan pembenahan, terutama di industri pengolahan. Menurutnya, saat ini banyak industri yang menggunakan peralatan lama dalam berproduksi sehingga hal tersebut berpotensi menurunkan produktifitas. Karena itu dirinya berharap Bappenas bisa mendorong pengembangan industri manufaktur agar persoalan tersebut segera teratasi.

Penulis: Tri Wahyudi

Related Posts

1 of 494