Mancanegara

Sikap Pakistan Bisa Buyarkan Rencana AS Buru Taliban

NUSANTARANEWS.CO, Washington – Amerika Serikat (AS) tampaknya mulai gerah dengan sikap Pakistan yang sepertinya menolak wilayah negaranya dijadikan markas untuk menyusun rencana dan melancarkan serangan teror terhadap negara tetangga. Hal ini ditegaskan komandan militer Pakistan Jenderal Qamar Javed Bajwa beberapa waktu lalu.
Donald Trump bereaksi dengan komitmen dan keputusan Pakistan. “Saatnya Pakistan menunjukkan komitmennya terhadap peradaban, ketertiban dan kedamaian,” kata Trump.
Seruan Trump dipertegas Sekretaris Negara Rex Tillerson. Ia mengatakan, Pakistan harus mengadopsi pendekatan berbeda dalam menangani terorisme dan Amerika Serikat akan mendukungnya.

“Telah terjadi erosi dalam kepercayaan karena kita telah menyaksikan bahwa organisasi teroris diberi tempat aman di Pakistan untuk merencanakan dan melakukan serangan terhadap tentara AS, pejabat AS, mengganggu usaha perdamaian di Afghanistan,” kata Tillerson kepada wartawan di Departemen Luar Negeri seperti dikutip Reuters.
“Pakistan harus mengadopsi pendekatan yang berbeda, dan kami siap bekerja sama dengan mereka untuk membantu mereka melindungi diri mereka dari organisasi teroris ini. Kami akan mengkondisikan dukungan kami untuk Pakistan dan hubungan kami bisa memberikan hasil dalam menghadapi masalah ini,” tambah Tillerson.
AS sendiri sebelumnya telah menyusun strategi baru untuk menghadapi perlawanan Taliban. Setidaknya ada tiga strategi yang telah disusun AS, di antaranya membangun basis di Pakistan, mengirim 4.000 tentara dan meminta bantuan Inggris serta meminta sokongan dari India.

Seperti diketahui,setelah serangan 11 September, Presiden George W. Bush memimpin sebuah invasi ke Afghanistan untuk menggulingkan Taliban dari kekuasaan dan membumi-hanguskan markas-markas perlindungan Al Qaeda. Namun, setelah 16 tahun berperang AS tampaknya mulai realistis dengan kenyataan. Kemenangan tak kunjung diraih, dan Taliban malah justru semakin menunjukkan kekuatannya dalam beberapa tahun belakangan. Ini diakui sendiri oleh AS.
Komandan Militer Pakistan Jenderal Qamar Javed Bajwa. (Foto: DNA News)
Itulah menjadi salah satu pemicu mengapa AS di bawah Trump kembali menyusun strategi baru di Afghanistan guna menghabisi Taliban. Trump rela menarik omongannya sendiri pada masa kampanye yang berjanji akan menarik pasukan AS di Afghanistan pulang ke tanah kelahiran mereka. Nyatanya, janji itu tak bisa ditepati Trump menyusul fakta bahwa Taliban masih eksis dengan gerilyanya. Sampai saat ini, AS masih menempatkan sedikitnya 8.400 tentara di Afghanistan sejak perang perburuan Taliban dimulai.
Laporan terakhir The Guardian menyebutkan, tampaknya Perdana Menteri Inggris Theresa May bersedia memenuhi permintaan Trump untuk mengirimkan juga pasukannya ke Afghanistan. (ed)
Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 45