Politik

Sibuk Urus Ahok dan Raja Salman, Pemerintah Lupa Harga Gabah Anjlok

NUSANTARANEWS.CO – Pengamat politik AEPI, Salamuddin Daeng mengatakan bahwa belakangan pemerintah lebih sibuk mengurus kasus Ahok dan kedatangan Raja Salman ketimbang menengok nasib petani yang terus-menerus diaaniaya oleh oligarki pemerintahan Joko Widodo.

“Di akhir pekan ini, di sela-sela kesibukan bangsa indonesia mengurus raja salman, mengurus Ahok, cobalah perhatian kita menengok nasib petani yang terus menerus dianiaya oleh oligarki pemeritahan Jokowi ini. Mereka para penganiaya petani tersebut memperalat  menteri perdagangan, menteri pertanian, menteri desa, BULOG dan lain-lain. Mereka para pembantu Jokowi ini menampar petani dengan harga gabah yang saat rendah saat petani sedang panen sekarang ini,” ujar Salamuddin kepada Nusantaranews, Sabtu (4/2/2017).

Pernyataan Salamuddin ini melihat kenyataan pahit petani di wilayah Tatar Galuh Ciamis yang memilih menahan gabah hasil panennya saat harga gabah anjlok seperti yang terjadi belakangan ini. Harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani hanya berkisar Rp3.500 – Rp3.700 per kilogram, turun Rp600 dari masa panen sebelumnya.

Baca Juga:  Survei Parpol, ARCI Jatim: Golkar-Gerindra Dekati PKB-PDIP

Petani berharap harga gabah dapat kembali terdongkrak. Selain menahan gabah yang hendak dijual untuk kebutuhan mengolah sawah musim tanam berikutnya, mereka juga lebih mengutamakan untuk kebutuhan sendiri. Anjloknya harga gabah tersebut berlangsung bertahap, akan tetapi musim panen saat ini harganya anjlok.

Masa panen sebelumnya, yakni Bulan September 2016, harga gabah di wilayah tersebut mencapai Rp4.200 – Rp4.500 per kilogram, turun dari sebelumnya yang mencapai Rp5.000. Menghadapi kondisi seperti itu, petani berharap agar harga gabah kembali terdongkrak naik.

“Tidak hanya di Ciamis, harga gabah petani di kabupaten Sumbawa Nusa tenggara barat (NTB) yang sekarang sedang panen juga jatuh pada tingkat yang sangat rendah. Petani menjerit karena sekarat. Apakah ini sebuah kesengajaan karena permintaan cukong-cukong taipan impor, dan para spekulan hasil pertanian. Apakah mereka hendak membunuh semua petani di negeri ini dengan cara membuat mereka bangkrut? Apakah ini strategi dan cara oligarki pemeritahan jokowi mendapatkan upeti dari para cukong taipan impor beras dan komoditi pertanian?” kata Salamuddin.

Baca Juga:  Bawaslu Kaltara Petakan TPS Rawan Pada Pemilu 2024

“Kalau demikian, kami memita kepada Presiden Jokowi bubarkan Menteri Desa, Menteri Pertanian, Bulog, alihkan anggaran mereka untuk menolong petani dan membeli gabah petani pada harga yang layak; adil dan beradab,” tandasnya.

Penulis: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 542