NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Tak seperti biasanya, Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto atau Setnov kali ini irit bicara saat disorot awak media, dia enggan berkomentar perihal kasus korupsi bancakan mega proyek e-KTP.
Setnov enggan menjawab cecaran pertanyaan wartawan saat ditanyai mengenai hasil sidang kedua kasus korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). Hal itu terjadi usai Setnov dan para kader partai politik pendukung Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat bertemu di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat sore, 17 Maret 2017.
Mulanya, di Kantor DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Nelly Murni, Slipi, Jakarta Barat. Agenda pertemuan yang telah berlangsung sejak pukul 13.00 WIB tersebut mengagendakan konsolidasi pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat menggelar pertemuan tertutup di Kantor DPP Golkar untuk menghadapi pemilihan di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.
Usai menggelar rapat tertutup diberikan kesempatan jumpa pers terkait pembahasan di rapat itu. Namun, sebelum konferensi pers berakhir, Setya Novanto ngacir dan kabur meninggalkan kerumunan wartawan dan langsung menuju mobilnya yang sudah terparkir di pintu keluar.
Para wartawan yang memang sedari awal sudah menunggu Setnov akhirnya harus berkejar-kejaran dengan orang yang kini tengah dituding menerima uang haram dari megaproyek e-KTP.
“Pak Novanto, bagaimana pernyataan Anda terkait nama Anda masuk dalam dakwaan korupsi e-KTP?” tanya para jurnalis. “Pak mantan Sekjen Kemendagri kemarin bilang Anda minta kalau ditanya penyidik KPK bilang enggak pernah kenal?” ucap wartawan lain.
“Nanti saja ya” kelakar Setnov yang langsung menutup pintu mobil yang bernopol RI 6 itu. Tak ada satupun wartawan yang mendapatkan jawaban dari Setya Novanto dan nampak kekecewaan para jurnalis.
Sebelumnya pada Jumat pagi, Novanto diinformasikan sudah lebih dahulu ditanyai para awak media di Gedung DPR RI. Namun lagi-lagi hal yang sama didapatkan para wartawan dari Setnov. Menurut pengamatan Nusantaranews, selama ini Setya Novanto dikenal oleh para wartawan sebagai sosok yang terbuka, dan tak segan jika ditemui wartawan, bahkan terkadang malah dirinya atau stafnya yang mencari wartawan untuk diajak berdiskusi.
Reporter: Richard Andika
