Berita UtamaEkonomi

Realisasi Program Listrik 35.000 MW Mundur dari Target yang Ditetapkan

NUSANTARANEWS.CO – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyatakan,‎ pemerintah saat ini tidak menurunkan target program kelistrikan 35.000 Mega Watt (MW). Pemerintah tetap akan membangun beberapa pembangkit untuk menambah kapasitas kelistrikan sebesar 35.000 MW. Tapi dalam realisasinya, pemerintah memperpanjang target waktu pembangunannya.

Jonan mengatakan, di awal program kelistrikan 35.000 MW dicanangkan, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen per tahun. Dengan pertumbuhan tersebut maka perlu didukung dengan sumber kelistrikan atau pasokan listrik baru kurang lebih 7.000 MW per tahun.

Dengan adanya target pertumbuhan ekonomi dan kemudian angka kebutuhan pasokan listrik tersebut, maka dalam lima tahun kebutuhan listrik nasional mencapai 35.000 MW. Atas dasar itulah pemerintah mencanangkan program kelistrikan 35.000 MW.

“Untuk program 35.000 MW itu dulu berdasarkan pertumbuhan ekonomi. Dulu dibuat pada rancangan pertumbuhan ekonomi 8 persen per tahun,” ujar Jonan, dalam Indonesia Energy Roadmap 2017-2025, di Jakarta, Rabu (25/1/2017).

Baca Juga:  Malam Penentuan

Namun ternyata target pertumbuhan ekonomi tersebut meleset. Dalam hitungan ulang pemerintah dan juga realisasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia di sekitar 5 persen per tahun. Oleh sebab itu, dalam hitungan pemerintah, sampai akhir 2019 nanti kebutuhan listrik nasional hanya 70.000 MW dari saat ini yang ada di angka 55.000 MW.

“Tapi faktanya, pertumbuhan kurang lebih 5 persen. Tahun ini Pemerintah memprediksikan 5,2 persen, mungkin dibutuhkan kapasitas terpasang paling kurang 70.000 MW,” papar Jonan.

Dengan kapasitas listrik terpasang Indonesia sebesar 55.000 MW, ‎dengan begitu hanya membutuhkan tambahan pasokan sebesar 15.000 MW sampai 2019.

Namun meskipun kebutuhan listrik nasional tidak seperti dalam target semula, pemerintah tetap menjalankan program 35.000 MW. Hanya saja, untuk mencapai target tersebut waktu pencapaiannya mundur dari 2019.

“Mungkin dibutukan kapasitas terpasangan 70.000 MW, jadi 15 ribu MW yang harus diselesaikan (beroperasi), di 2019 35.000 MW bukan stop ya, tapi‎ mungkin nggak bisa selesai di 2019,” tutur Jonan. (Richard)

Related Posts

1 of 421