Puisi

Rambut Putih Ayah dan Petuah Kusir Arjuna – Puisi Ezra Tuname

Rambut Putih Ayah

Selalu diam ia saat sendiri
Tubuh legam dibasuh keringat
Entah apa yang ia pikirkan

Tangannya latah pada kerja
Jeda sebentar bermain asap
Entah apa yang ia inginkan

Ia mengumpulkan semua kisah
Pada rambut putihnya

Tak mesti kumengerti
Aku masih bermain kertas

Borong, 2016

Hujan Kota

Aku suka hujan kota ini
Melumur tubuh dengan basah

Jika hujan senja tiba
Kutitip sajak di bawah selimut

Sajak dingin sudah bau matang
Kertasnya lusuh pernah dijamah

Borong, 2016

Berinang Keindahan

Anganku bermain asap
Mengumpul kata pada bakul senyum
Selepas eram larut malam
Pecah sajak di kelambu sepi
Katanya tak mesti beranak marah
Hidup perlu berinang keindahan

Borong, 2016

Petuah Kusir Arjuna

Pada senja yang lengang
Bunga-bunga bermain di lembah
Duri-duri semak rontok
Di hari musim tanam
Terdengar nyanyian terkukur
Seperti kidung ilahi
Di kejauhan pepohonan
Kusir Arjuna beri petuah:
“Dunia ini fana. Tak usah kau peduli!”

Borong, 2016

Tepi Pantai Cepi Watu*

Dingin datang bersama angin laut
Menggiring suara parau
Seirama riak-riak kelikir

Gelombang bawa jauh teriakmu
Setelah tak ada lagi musik
Selain lampu-lampu nelayan

Kita tak sedang mencumbu angin
Meski rambutmu basah asin
Kau tuliskan kita di atas pasir

Bulan baru saja muncul saat itu
Kau pinta aku bermain air
Aku lebih suka bermian kaktus, sayangku

Buahnya memerah
Getahnya lekat meleleh
Durinya buatku ketagihan

Borong, 2016

*Sebuah pantai di Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, NTT.

Ezra Tuname
Ezra Tuname

**Ezra Tuname adalaha nama pena Alfred Tuname. Lahir di Ende, 20 Agustus 1983. Penulis menulis puisi dan cerpen di Jurnal Sastra Santarang, Pos Kupang, Flores Pos, dan floressastra.com. Penulis adalah redaktur sosial-budaya media Floressastra.com dan Manajer Produksi Radio Manggarai 94.70 FM dan pegiat Komunitas Sastra Air Pasang. Penulis juga menulis esai dan opini di media Pos Bali, Timor Express, Victory News, Floresa.co dan banyak media lainnya.  Buku Bersama, Antologi Puisi Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta (2016).

_____________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi karya baik berupa puisi, cerpen, dan esai dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 124