Budaya / SeniPuisi

Puisi-Puisi Pamflet Wiempie Satria Nusantara

Lukisan: Ibu Pertiwi karya Nasirun | sinarharapan.net
Lukisan: Ibu Pertiwi karya Nasirun | sinarharapan.net

JANGAN LUPAKAN DIA

Sebening embun
Selembut debu
Sepenggal kalimat
Seberkas harapan.

Semua hanya kata
Bukan syair atau puisi
Itu hanya kiasan
Sebagai alat penyentuh hati.

Tak perlu dirasa
Tak juga perlu dinilai
Ikuti saja kata-katanya
Karena semua pasti akan usai.

Bagai sinar matahari
Yang selalu nampak dari pagi
Menghilang menjelang malam
Dengan keteraturan karena ketentuan alam.

Harusnya kitapun demikian
Yang harus setia dengan alam
Tak serakah berusaha mengendalikan
Akan tetapi bersyukur mengikuti ketentuan.

Hukum alam bukan hukum manusia
Ketentuan alam bukan kehendak manusia
Cinta alam pasti tak terbatas luasnya
Dan alam tak pernah serakah menguasai manusia.

Dimanapun manusia
Pasti akan tetap kembali ke alam.

Hari ini telah berpulang
Tokoh muda pelaku penikmat keserakahan
Pelaku kecurangan yang dikorbankan
Demi menutup aib kebiadaban seorang.

Kebiadaban dari sebuah konspirasi
Adalah bukti tak berartinya gelar tinggi
Karena yg terpenting siap mengabdi
Sekalipun harus mengabdi kepada yang tak berharga diri.

Inilah realita manusia
Yang hidup harus serba berpola
Sehingga lupa adanya Dia
Pemilik dan penentu segala-galanya.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Manusia tetaplah manusia
Sehebat dan setinggi apapun tahtanya
Manusia tetaplah bukan pemilik dunia
Karena semua berkala berdasar ketentuanNya.

Janganlah lupakan Dia
Sertakan selalu Dia
Kemanapun ragamu berada
Dia pasti akan beserta anda sekalipun anda melupakanNya.

Jakarta, 8 Juli 2016.

MUSNAHKAN MEREKA

Bila matahari bersinar terang
Silau mata kita memandang
Sehingga tak pantas kita melawan
Karena sinarnya bisa membutakan.

Matahari adalah bagian alam
Yang tak pantas untuk dilawan
Sebab adanya dia adalah kehidupan
Dan apakah daya kita melawan kehidupan ?

Janganlah membual
Janganlah rendahkan dirimu wahai manusia
Membual adalah bagai gombal
Dan apakah gombal adalah dirimu wahai manusia ?

Kita adalah bagian kehidupan
Yang harus memiliki kesadaran
Dan tak ada yg pantas kita sombongkan
Apalagi berniat melawan atau menguasai kehidupan.

Manusia adalah kita
Roh pemberianNya adalah modal kita
Dan kehidupan adalah karena karuniaNya
Yang tak pantas bila kita tidak mensyukurinya.

Biarlah hanya mereka yang lupa
Tapi janganlah untuk kita
Karena yang lupa pasti akan tersiksa
Karena itu kita harus sadar dan waspada.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Mari kita jaga jiwa kita
Dari harta dan tahta yang selalu menggoda
Jangan sampai kita terlena
Sehingga kita bersedia terbelinya.

Apapun keadaan kita
Itulah karunia dariNya
Dimanapun tempat kita
Disitulah kita harus berkarya.

Selalu sadarkanlah diri kita
Karena waktu kita tak lama
Bisa jadi kita berarti ketika ada
Namun bisa jadi berarti ketika kita sudah tiada.

Syukurilah selalu yang ada
Jangan lemahkan jiwa kita
Jangan beri kesempatan dajal menguasi kita
Mari kita menangkan tugas kita.

Membantai mereka
Memusnahkan sekecil apapun mereka
Dan mengingatkan mereka-mereka yang lupa
Untuk kembali percaya dan memohon ampun hanya kepadaNya.

Jakarta 26 februari 2017

PENGULANGAN KATA-KATA

Anda nakal saya gampar !
Anda binal saya perintahkan keluar !

Anda jujur pasti mujur.
Anda tak jujur pasti ancur lebur.

Seharusnya anda tidak disana.
Seharusnya anda tidak bergaya.
Karena anda hanya boneka.
Karena anda hanya berwujud tapi tak berjiwa.

Banyak penggerak anda
Banyak binatang diantara anda
Tak ubahnya perilaku anda
Tak ubahnya niatan mereka.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Semua ingin dikuasainya.
Semua ingin dirampasnya.
Seakan dunia ini dapat dimilikinya.
Seakan negara ini dalam genggamannya.

Anda dan mereka.
Tetaplah bukan penguasa selamanya.
Karena anda semua tetaplah boneke.
Yg sebentar lagi pasti tak berguna.

Jangan lupa ?!
Yg ada semua hanyalah sementara.
Tak ada guna ketika kita binasa.
Tak ada guna bila jiwa kita nantinya merana.

Jakarta, 18 November 2016

Wiempie Satria Nusantara
Wiempie Satria Nusantara

Wiempie Satria Nusantara, penulis puisi-puisi kritik terhadap segenap kesenjangan dan ketidakadilan di negeri ini. Sudah menerbitkan buku puisi tunggal. Beberapa puisi sering dibacakan diberbagai acara.

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resinsi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 124