Politik

Progres 98 Sebut Surya Paloh Bisa Kembalikan Citra Buruk Metro TV

NUSANTARANEWS.CO – Peristiwa bersejarah Aksi Bela Islam baik bagian II (4/11/2016) yang dikenal dengan Aksi 411 maupun Aksi Bela Islam III atau Aksi Super Damai (2/12/2016) yang dikenal dengan Aksi 212 tidak hanya menunjukkan semarak kedamaian umat Islam dalam berdemontrasi. Namun juga melahirkan sisi lain, yakni tercemarnya citra salah satu stasiun televisi swasta tanah air Metro TV yang dinahkodai Surya Paloh (SP).

Pasalnya, Metro TV dinilai kurang objektif dalam memberitakan keberlangsungan Aksi Bela Islam II. Sehingga dalam pelaksanaan jumpa pers yang diadakan oleh GNPF-MUI dengan Polri, salah satu jurnalis meminta jaminan keamanan dalam peliputan, baik kepada Polri mupun kepada GNPF-MUI. Perminttan keamanan ini diajukan supaya perlakuan kurang baik dari massa aksi terhadap jurnalis tidak terulang lagi pada Aksi 212.

Menanggapi permintaan jaminan keamanan yang dilancarkan oleh jurnalis waktu itu, Habib Rizieq menjawab dengan ringan. Rizieq hanya meminta kepada seluruh jurnalis untuk memberitakan secara objektif. Dengan begitu, semua jurnalis niscaya akan mendapatkan keamanan ketika meliput selama Aksi 212 berlangsung.

Baca Juga:  Marthin Billa Kembali Lolos Sebagai Anggota DPD RI di Pemilu 2024

Namun kenyataannya, pada Jumat (2/12/2016), ketika Metro TV memberitakan Aksi Super Damai, jurnalis Metro TV mengabarkan bahwa massa aksi super damai hanya bejumlah puluhan ribu. Tak ayal massa aksi langsung bereaksi dan mengata-ngatai bahwa Metro TV adalah “Metro Tivu”.

Menyikapi hal tersebut, Ketua Progres 98, Faizal Assegaf menilai bahwa, yang yang bisa memulihkan citra buruk Metro TV yang dituduh olah jutaan pemirsa sebagai “tv penipu” atau kini gencar dikampanyekan dengan stigma “metro tivu”, tak lain dan tak bukan adalah Hanya Surya Paloh (SP) pimpinan Metro TV.

“Terkait tudingan itu, SP perlu berjiwa besar untuk meminta maaf kepada publik bahwa selama ini emang Metro TV terlanjur jadi corong Parpol dan terkesan setia membela penista agama,” seru Faizal lewat keterangan tertulis yang diterima nusantaranews.co, di Jakarta, Senin (5/12).

Pendekatan selanjutnya, menurut Faizal, SP dan pemilik saham TV tersebut dapat melakukan jajak pendapat, yang isinya meminta saran dari publik yakni: “lebih cocok TV milik jaringan konglomerat aseng ini tetap bernama Metro TV atau Metro Tivu…?”

Baca Juga:  LSN Effect di Pemilu 2024, Prabowo-Gibran dan Gerindra Jadi Jawara di Jawa Timur

“Biarkan publik yang menilai, sebab sebagai pemirsa mereka tidak bisa dibodohi atau dianggap sebagai penonton yang pasif. Rakyat semakin cerdas dan harus menghargai pendapat dan aspirasi mereka. Itu aja!,” kata Faizal tegas. (Sule)

Related Posts

1 of 19