Hukum

PPPKI : Seluruh Komponen Bangsa Wajib Mewaspadai Gerakan Neo-PKI

NUSANTARANEWS.CO – Seluruh Komponen Bangsa Wajib Mewaspadai Gerakan Neo-PKI. Kudeta yang disertai pembantaian terhadap kelompok masyarakat politik lain oleh PKI telah menyimpan rasa trauma besar bagi bangsa dan warga di Indonesia sehingga setiap gejala sosial yang memiliki asosiasi dengan PKI akan dengan mudah menyentuh ketersinggungan masyarakat di Indonesia.

Ketua Penerus Perjuangan Perintis Kemerdekaan Indonesia (PPKI) Usman Sadikin menegaskan gerakan PKI tidak serta merta punah di Indonesia. Mereka saat ini masih eksis membangun pengaruhnya melalui gerakan terselubung di sejumlah kegiatan kemasyarakatan.

Karena itu, kata dia, seluruh komponen bangsa wajib mewaspadai berbagai gelombang politik yang digerakkan oleh PKI.

“Seluruh komponen bangsa wajib mewaspadai gerakan Neo-PKI ini yang terselubung,” ujar Usman saat dihubungi di Jakarta, Rabu (11/5/2016).

Usman mengatakan PKI sebagai sebuah entitas politik dengan ideologi Marxis-Leninis memiliki cita-cita bersama untuk menguasai Indonesia demi membangun peradaban berdasarkan ideologi komunis. Kendati kudeta yang dilancarkan mereka di Indonesia pada tahun 1948 gagal, bukan berarti kaderisasi mereka tidak jalan.

Baca Juga:  Bocor! PWI Pusat Minta Ilham Bintang dan Timbo Siahaan Diberikan Peringatan Keras

“Pasti kader-kader terbaiknya mengevaluasi gerakan pengkaderannya itu. Nah dari evaluasi itu, mereka merencanakan yang lebih sempurna, lebih terukur, lebih sunyi lebih senyap dan tanpa terdeteksi dengan spirit merebut kesadaran massa secara maksimal di Indonesia. Sehingga orang di luar kesadaran itu suatu saat akan menerima PKI. Dan mereka melakukan pengembangan pengaruh melalui cara-cara semi-semi kultural,” paparnya.

Pria yang dikenal dengan panggilan Anchu ini mengungkapkan gerakan PKI saat ini bermetamorfosa dalam berbagai bentuk kegiatan. Bahkan, kata dia, mereka berusaha menyusup ke berbagai kekuatan mayoritas di masyarakat.

“Kalau dulu mereka sempat masuk ke TNI lewat beberapa person di Angkatan Darat. Nah, sekarang paling banyak masuk di Islam. Karena Islam adalah tempat paling aman untuk bersembunyi. Nah makanya saya mengingatkan supaya majelis-majelis dzikir itu, majelis majelis ta’lim itu tidak sampai disusupi oleh PKI. Karena saya menemukan kemiripan sistem rekrutmen dari majelis dzikir dan majelis ta’lim itu pertama ada ciri-cirinya dan cara PKI. Seperti sistem sel dalam melakukan rekrutmen jamaah. Dan cara-cara PKI yang dulu idiomnya desa mengepung kota, ini juga dilakukan. Jadi majelis dzikir ini juga identik dengan cara-cara mengepung kota. Jadi itu yang dibangun secara terstruktur. Dan mereka sistem sel. Dilihat siapa kamu. Orang itu lama dipantau hingga masuk menjadi bagiannya di PKI. Baru setelah matang, dia yang ditetapkan sebagai agen dan sudah bisa dikader sesuai keinginannya baru dia dimasukkan dalam sel kaderisasinya. Sistem sel ini nggak terputus, nggak ada bosnya, nggak ada pemimpinnya dan susah dideteksi. Tidak sama dengan sistem organisasi pada umumnya yang kelihatan bosnya,” ungkapnya.

Baca Juga:  Satgas Catur BAIS TNI dan Tim Gabungan Sukses Gagalkan Pemyelundupan Ribuan Kaleng Miras Dari Malaysia

Selain itu, lanjut Anchu, agen-agen PKI saat ini dapat secara aktif memasuki berbagai lembaga-lembaga negara lainnya. Mereka menampilkan dirinya dalam satu evolusi gerakan kamuflase sebagaimana masyarakat Indonesia pada umumnya.

Anchu mengingatkan sistem kewaspadaan terhadap gerakan-gerakan baru PKI harus ditingkatkan.

“Karena jangan sampai, PKI yang dikhawatirkan karena sejarah kelam dengan ketakutan dia menciptakan pergolakan bangsa, lalu ternyata kita abai ada kelompok kelompok lain jauh lebih sadis yang sekarang belum terlihat. Siapa tau ada namanya nanti kelompok PKO, atau PKN yang nanti caranya melebihi cara PKI yang sadis. Itu kenapa kita tidak antisipasi itu,” jelasnya. (Ahmad)

Related Posts

1 of 3