Ekonomi

Potensi Ketimpangan di Indonesia Masuk Zona Merah

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Isu kemiskinan tak bisa lepas dari soal ketimpangan. Pasalnya, kemiskinan dan ketimpangan saling berkaitan erat.

“Dalam banyak kasus, kemiskinan dipengaruhi oleh ketimpangan distribusi ekonomi baik oleh struktural maupun natural,” kata Corporate Secretary Dompet Dhuafa, Sabeth Abilawa saat jadi pembicara diskusi ‘Solusi Atasi Ketimpangan Sosial dan Ekonomi’ di Jakarta, Selasa (28/2/2017).

Lebih lanjut Sabeth memaparkan, mencermati ketimpangan pada gilirannya akan dapat memotret seberapa adil kue perekonomian didistribuskan di antara sesama warga negara.  Di sisi lain, kata dia, melalui indikator ketimpangan inilah bisa dibaca seberapa efektif peran pemerintah dalam mendistrusikan kesejahteraan kepada warganya dan kecenderungan posisi pemerintah berpihak.

Di Indonesia, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk yang diukur oleh Gini Ratio menurun sebesar 0,397 jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2015 yang sebesar 0,408 dan Gini Ratio September 2015 yang sebesar 0,402. Meski Gini Ratio Indonesia terbaru relatif menurun, namun tergolong masih mengkhawatirkan.

Baca Juga:  Pj Bupati Pamekasan Salurkan Beras Murah di Kecamatan Waru untuk Stabilitas Harga

“Bila masih berkutat pada angka diatas 0,36 persen masih berpotensi memicu kerawanan sosial yang akhirnya dapat memunculkan gejolak sosial. Apalagi beberapa lembaga internasional menyebutkan ketimpangan Indonesia masuk dalam jajaran mengkhawatirkan dibanding negara-negara lain di dunia,” sambung dia.

Pembacaan terhadap situasi terkini, tak bsia dilepaskan dari alat ukur Gini Ratio. Faktor Ekonomi akan menjadi pemicu besar akar masalah sosial. Konflik sosial muncul karena adanya kesenjangan antar kelompok masyarakat.

“Salah satu solusinya ada pada pilihan kebijakan yang dijalankan pemerintah, utamanya kebijakan ekonomi yang lebih berpihak pada pengentasan kemiskinan di Indonesia,” terang Sabeth.

Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 433