Lintas NusaPolitik

PKB dan NU, Arwani: Layaknya Orangtua dan Anak

NUSANTARANEWS.CO, Ponorogo – Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Ponorogo, Ibnu Multazam meminta para kader PKB Ponorogo untuk selalu kompak dan disiplin. Hal itu disampaikan saat membuka Pendidikan Kader Pertama (PKP) PKB di Graha Gus Dur DPC PKB Kabupaten Ponorogo, Sabtu (18/2/2017).

Kegiatan ini diikuti sekitar 150 orang yang berasal dari seluruh kecamatan di Kabupaten Ponorogo. Acara diawali dengan menyanyikan bersama lagu “Indonesia Raya” dan pengenalan “Mars dan Hymne” PKB. Setelah itu, sambutan dari Ketua DPC PKB Ponorogo dan perwakilan DPP PKB Jakarta secara resmi membuka jalannya pelatihan.

Salah satu pemateri, Arwani dari Desk Kaderisasi DPP PKB mengajak peserta untuk melakukan evaluasi bersama terkait keberadaan PKB di Ponorogo selama ini. Setelah melakukan evaluasi bersama, fasilitator melanjutkan pelatihan dengan penjabaran sejarah PKB dan NU. “Jika dapat diibaratkan, hubungan antara NU dan PKB adalah layaknya orangtua dan anak,” pinta Anwari.

Menurutnya, PKB merupakan satu-satunya partai politik yang didirikan oleh kalangan NU. Adalah Ketua PBNU saat itu, yaitu K.H Abdurrahman Wahid yang secara resmi mendirikan PKB pada tanggal 9 Juli 1998. Penetapan tujuan PKB pun sejalan dengan NU, yaitu menyejahterakan warga dan menjaga akidah ahlussunnah wal jamaa’ah.

Baca Juga:  Tradisi Resik Makam: Masyarakat Sumenep Jaga Kebersihan dan Hikmah Spiritual Menyambut Ramadan

Arwani menambahkan fluktuasi perolehan suara PKB di Indonesia. “PKB sendiri mendapatkan perolehan suara tertinggi pada tahun Pemilu tahun 1999,” urainya.
Fluktuasi dalam beberapa pemilu selanjutnya sempat terjadi, namun pada Pemilu tahun 2014 lalu PKB mampu memperoleh 47 kursi DPR. “Politik kebijakan lebih berpotensi mendulang perolehan suara dibandingkan dengan politik uang,” paparnya.

Terpisah saat memberikan arahan, Rusyad Manfaluti dari DPW PKB Jawa Timur menjelaskan kembali hakikat politik menurut PKB, yaitu politik rahmatan lil ‘alamin yang menempatkan manusia sebagaimana manusia seharusnya.

“Oleh karena itu, politik kehadiran, politik pelayanan, politik kepeloporan dan politik keteladanan seharusnya menjadi ciri khas dari seorang kader PKB. Namun tidak hanya itu, seorang kader parpol juga harus memiliki keterampilan dalam berpolitik. Dalam hal ini, komunikasi menjadi hal yang wajib untuk dikuasasi,” ungkap Rusyad Manfaluti.

Menjelang akhir pelatihan, peserta dibagi ke dalam kelompok diskusi. Beberapa pertanyaan yang didiskusikan adalah strategi, hambatan dan peluang dalam membangun partai mulai dari tingkat ranting. Setelah berdiskusi, PKP pun diakhiri dengan pelantikan peserta sebagai kader PKB. (Muh Nurcholis)

Baca Juga:  Bangun Tol Kediri-Tulungagung, Inilah Cara Pemerintah Sokong Ekonomi Jawa Timur

Editor: Sulaiman

Related Posts

1 of 30