NUSANTARANEWS.CO – Pemilihan Umum (Pemilu) di Negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS, kini telah usai. Donald Trump pun terpilih menjadi Presiden AS yang baru. Namun menurut politisi dari Partai Nasdem, Johnny Plate, ada sejumlah catatan penting yang bisa diambil oleh Indonesia dari proses Pemilu di AS.
Pertama, Johnny mengungkapkan, persaingan kedua kandidat yakni Hillary Clinton dan Donald Trump sangatlah sengit dan tajam. Bahkan membuat masyarakat AS terpecah menjadi dua kelompok untuk mendukung calonnya masing-masing.
“Akan tetapi, pada saat keputusan itu sudah diambil (Trump terpilih jadi Presiden AS), yang kalah langsung memberikan selamat kepada pemenang,” ungkapnya kepada wartawan saat ditemui di Gedung Nusantara I DPR/MPR RI, Jakarta, Kamis (10/11).
Sedangkan hal yang kedua adalah proses pemilu itu sendiri. Johnny menjelaskan, penyelenggara pemilu di AS sangat teliti dalam menyiapkan infrastruktur pemilu, teknologi informasi, dan juga rapih dalam menyiapkan administrasi dokumen-dokumen seperti kertas suara.
“Sehingga, begitu selesai pemilihannya, selesai pula penghitungannya. Taat hukumnya itu yang harus menjadi catatan kita,” ujarnya.
Di AS, lanjut Johnny, satu suara saja sangat dihargai dan dihormati sepenuhnya. Sedangkan di Indonesia, hal itu masih tanda tanya. Pasalnya, menurut Johnny, terkadang hasil dari Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan hasil di Komisi Pemilihan Umum (KPU) pasti selalu ada banyak perbedaan.
“Sehingga begitu banyaknya persoalan yang muncul dan harus diselesaikan di Mahkamah Konstitusi (MK). Berarti itu wujud dalam pelaksanaan pemilu kita ada suara-suara yang tidak mendapatkan tempat yang seharusnya di dalam proses pemilihan, nah di AS hal-hal seperti ini tidak terjadi,” katanya.
Oleh karena itu, Johnny menambahkan, hal tersebut merupakan sebuah pelajaran yang bagus dan patut kita pelajari dan terapkan di negara kita. (Deni)
