EkonomiLintas Nusa

Peternak Blitar Keluhkan Harga Jagung Naik Sementara Harga Telur Anjlok

Dirjen PKH Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita melakukan koordinasi dengan peternak se-Kabupaten Blitar, Selasa (13/6/2017)/Foto: Ahmad Rantelino/Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO, Blitar – Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita turun ke Blitar untuk berkoordinasi dengan Satgas Pangan Kabupaten Blitar guna menstabilkan harga jagung sebagai pakan ternak. Menurutnya, harga jagung di tingkat peternak naik diduga akibat adanya penimbunan jagung. Yang dilakukan oleh broker pakan atau pihak lain yang mengambil keuntungan lebih.

“Untuk itu masalah ini harus kita hadapi bersama karena ini masalah bersama. Karena imbasnya juga ke peternak terlebih harga telur sekarang turun lagi, ” ujar I Ketut Diarmita saat melakukan koordinasi dengan peternak se-Kabupaten Blitar, Selasa (13/6/2017).

Harga jagung yang melonjak ini membuat peternak ayam petelur di Kabupaten Blitar menjerit. Ribuan peternak ayam petelur di Blitar juga mengeluhkan anjaloknya harga telur. Pasalnya, harga telur kembali terpuruk di kisaran Rp14.500 per kilogram dan keadaan diperparah dengan naiknya harga jagung.

Salah satu peternak asal Suruwadang, Paduko (52) mengatakan dirinya lebih suka memilih jagung lokal meskipun selisih harganya cukup banyak dibandingkan jagung impor yang disediakan pemerintah. Menurutnya, jagung impor dari pemerintah yang didistribusikan Bulog keadaannya tidak sebagus jagung lokal.

Baca Juga:  DPRD Nunukan Berharap Semenisasi di Perbatasan Dapat Memangkas Keterisolasian

“Jagung impor kondisinya sudah hitam-hitam,  nanti kalau dikasih itu terus ke ayam  malah pada sakit. Apalagi sekarang harga telur juga anjlok, ” ungkap Paduko di  Suruwadang, Kademangan, Blitar, Selasa (13/6/17).

Paduko meminta agar pemerintah dalam mendistribusikan jagung  disesuaikan dengan kebutuhan daerah dan tidak ditimbun di daerah lain terlalu lama. Pasalnya, jika hal itu dilakukan hanya akan berakibat pada penurunan kualitas jagung.

Dit empat yang sama, Bulog Sub Divre Tulungagung, Krisna Murtiyanto menegaskan jika stok jagung impor untuk peternak ayam di Blitar,  masih mencukupi.  Menurutnya, sejak Januari  telah disiapkan stok sebanyak 10.770 ton. Dari jumlah tersebut sebanyak 9600 ton sudah didistribusikam ke peternak di Blitar, Kediri dan Tulungagung. Sementara sisa stok sebanyak 1.120 ton masih akan mendapatkan tambahan dari Jakarta sebanyak 5.000 ton.

“Dimungkinkan karena biaya distribusi naik jadi harganya juga ikut naik, namun stok kita aman,” kata Murtiyanto.

Sementara bupati Blitar Rijanto yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan,  jumlah peternak di Kabupaten Blitar saat ini sebanyak 4322 peternak.  Dengan jumlah tersebut,   per hari bisa memproduksi 450 ton telur untuk mencukupi kebutuhan di berbagai daerah. Untuk itu pihaknya berupaya agar permasalahan yang dialami para peternak di Kabupaten Blitar bisa segera tuntas.

Baca Juga:  Polres Pamekasan Sediakan Bantuan Kesehatan Gratis untuk Petugas KPPS Pasca Pemilu 2024

“Peternak menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Kabupaten Blitar, untuk itu kita juga harus sama-sama mencari solusi terkait permasalahan yang ada di dalamnya,” harap Rijanto. (ed)

Pewarta: Ahmad Rantelino
Editor: Eriec Dieda

Related Posts

No Content Available