Kesehatan

Perubahan Hormonal dan Perilaku Pria Ketika Ia Menjadi Seorang Ayah

NUSANTARANEWS.CO – Menjadi seorang ayah dapat mengubah kehidupan seorang pria. Kita mungkin bisa berkata, “Tentu saja itu akan terjadi, dia telah memiliki anak.” Sebagai awam yang ada dibenak kita ketika mendengar perubahan pada seorang pria ketika ia telah menjadi seorang ayah mungkin hanya bagaimana ia akan menambah muatan dalam pikirannya tentang anaknya atau bagaimana ia bekerja untuk anaknya.

Ternyata tidak sesederhana itu. Perubahan terjadi ketika seorang laki-laki bisa dijelaskan secara ilmiah dan ini perlu diketahui oleh setiap pria maupun wanita.

Dalam Kingdom Mamalia, manusia adalah salah satu dari sangat sedikit jenis mamalia yang menempatkan seorang ayah memiliki peranan penting terhadap anaknya dan tentu saja memiliki ikatan yang sangat kuat. Dimana seorang ayah juga tergerak untuk ikut merawat anaknya, sebagaimana seorang ibu.

Dikutip dari Live Science, sebuah penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan dalam mekanisme neural dan hormonal terhadap wanita maupun pria ketika mereka memiliki anak. Ini menjadi penyebab perubahan otak dan perilaku mereka ketika telah menjadi ayah dan ibu.

Baca Juga:  DBD Meningkat, Khofifah Ajak Warga Waspada

Inilah lima perubahan cara berpikir pria ketika ia menjadi seorang ayah:

Memiliki pemikiran seperti ‘keibuan’

Hadirnya seorang anak akan membentuk kembali daya pikir seorang ayah, ia memiliki keinginan dan rasa tanggung jawab atau dapat dikatakan ini menunjukkan pola keterlibatan kognitif dan emosional yang mendorong seorang ayah untuk terlibat dalam pehatian dan pengasuhan terhadap anaknya.

Beberapa kasus di Barat, dimana banyak pasangan gay yang juga memiliki anak dengan berbagai cara mereka juga memiliki perubahan yang sama terjadi kepada seorang pria ketika dirinya menjadi seprang ayah.

Ayah mengalami perubahan hormonal

Selama proses kehamilan hingga persalinan dan masa awal pengasuhan seorang bayi, semuanya itu tidak hanya menimbulkan perubahan hormon pada seorang ibu. Menurut penelitian yang dilakukan Elizabeth Gould dan rekan-rekannya dari Princeton University menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hormon estrogen, oksitosin, prolaktin dan glukotrikoid. Hal ini disebabkan oleh kontak yang terjadi antara para ayah dengan istri dan anaknya.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Dirikan Rumah Sakit Ibu dan Anak: Di Pamekasan Sehatnya Harus Berkualitas

Seorang ayah akan memiliki kasih sayang, perhatian dan dorongan untuk melindungi yang bertambah untuk istri dan anaknya.

Memiliki keterikatan kuat dengan anaknya

Ini secara umum disebabkan oleh meluapnya hormon oksitosin. Kedekatan anak dan ayah, terutama yang disebut dengan “hormon berpelukan”, atrinya efek sentuhan yang terjadi antara kasih sayang terhadap anaknya melalui kontak fisik menyebabkan oksitosin semakin meningkat.

Ini dapat terlihat, misalnya anak yang lebih ceria dan atraktif ketika ayah mereka mengajak mereka bermain sepulang kerja. Atau kegembiraan anak ketika ayahnya datang. Dan seorang ayah tidak pernah merasa keberatan meski dirinya sangat lelah setelah bekerja.

Pengenalan dan kepekaan ayag terhadap anaknya

Ketika seorang pria menjadi seorang ayah, neuron di otaknya mengalami perubahan dan bahkan terdapat hal-hal baru. Dimana ayah dapat mengenali dengan baik mana yang anaknya dan mana yang bukan. Tentu dalam hal sederhana ini disebut sebagai hal naluriah. Ini juga berlaku pada pemahaman seorang ayah terhadap apa yang menjadi penyebab anak menangis, bagaimana ia dapat menidurkan anaknya dan permainan apa yang akan menghentikan tangisannya.

Baca Juga:  RSUD Dr. H. Moh Anwar Sumenep Buka Depo Farmasi Rawat Jalan 2: Meningkatkan Pelayanan dan Kemudahan Bagi Pasien

Selain itu, ayah memiliki kepekaan terhadap tangisan anaknya sebagaimana yang terjadi pada seorang ibu.

Penulis: Riskiana
Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

No Content Available