Berita UtamaPolitik

PBNU: Isu Soal Negara, Keagamaan, dan Politik Rawan Ditunggangi

NUSANTARANEWS.CO – Terkait isu aksi yang akan digelar 4 November 2016 mendatang, Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) meminta umat Islam menjaga Ukhuwah Islamiyah. Hal ini agar tidak terjadi disintegrasi bangsa akibat perbedaan yang melukai masyarakat.

Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj mengatakan warga Indonesia harus menjadikan kebhinekaan menjadi kekuatan, bukan dipertentangkan.

“Kita tidak boleh lengah sedikitpun dengan susupan kaum radikal, titipan isu yang membahayakan NKRI. Hari ini negara-negara teluk seperti Irak, Pakistan, Afghanistan dan lainnya memasuki babakan baru yang disebut failed state, negara gagal, diakibatkan keliru menerapkan hubungan agama dan negara sehingga keduanya dipertentangkan dan menimbulkan kekacaubalauan,” ujar Said melalui pesan keterangan tertulisnya, Sabtu (29/10/2016).

Said menilai saat ini, Indonesia juga mengalami diskursus publik yang luas, terutama dalam menyikapi pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama di Kepulauan Seribu yang disebut-sebut sebagai penistaan agama.

“Target utama mereka bukan Ahok, terlalu kecil, Ahok hanya entry point. Target mereka hancurnya Islam moderat di Indonesia, Islam yang ramah diganti dengan Islam yang penuh kebencian. Seperti yang meluluhlantakkan negara-negara Timur Tengah,” tutur Said.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Gelar Bimtek Pengelolaan Keuangan Daerah

Menyikapi hal itu, Said juga mengatakan PBNU meminta warga Indonesia menjaga persatuan dan kesatuan, mempererat tali silaturahmi antara komponen masyarakat.

Lebih lanjut, PBNU juga menegaskan tidak mengizinkan simbol-simbol NU dalam demo yang rencananya akan digelar besar-besaran tersebut. “Warga NU saya larang, GP Anshor saya larang, pemuda-pemuda NU, mahasiswa NU, PMII saya larang, tidak akan ada yang turun (demonstrasi),” tambah Said.

Ia juga meminta para pengunjuk rasa agar menjaga ketertiban dan akhlakul karimah selama berdemo.

“Semua isu keagamaan dan politik akhir-akhir ini rawan sekali ditunggangi, jangan mudah termakan isu apalagi mudah marah sesama Muslim. Mari saling mengingatkan untuk sesama, meski resiko dibully,” papar Said. (Andika)

Related Posts

1 of 13