ArtikelMancanegara

Pangkalan Militer Djibouti Sebagai Cerminan Arah Baru Politik Dalam Negeri Cina

NUSANTARANEWS.CO – Djibouti adalah sebuah negara yang terletak di Afrika Timur tepatnya di Teluk Aden, yakni di pintu masuk ke Laut Tengah. Dulu Djibouti lebih dikenal sebagai Tanah Somalia jajahan Perancis yang kemudian berubah menjadi Djibouti – yang berbatasan dengan Somalia di sebelah tenggara, Etiopia di selatan. Djibouti baru merdeka pada 27 Juni 1977.

Secara geopolitik letak Djibouti memiliki posisi strategis sebagai pintu masuk selatan Laut Merah menuju Terusan Suez – sebagai salah satu jalur tersibuk di dunia di mana jutaan barel minyak negara-negara Arab dan Afrika melewati selat itu setiap hari.

Baca: Strategi Baru Cina Timur Tengah

Di Djibouti sendiri, sejumlah bank-bank di Cina telah mendanai setidaknya 14 proyek infrastruktur dengan nilai US$ 14,4 miliar. Proyek infrastruktur yang didanai Cina di Djibouti antara lain jalur kereta api menuju ke Addis Ababa, Etiopia.

Kontribusi China terhadap pembangunan Afrika memang sangat mengesankan. Bahkan Presiden Xi Jinping mulai menggelontorkan bantuan tambahan sebesar US$ 60 miliar ke benua tersebut untuk tiga tahun ke depan terhitung sejak tahun 2016. Beijing memang telah lama menanamkan investasi infrastruktur di sejumlah negara benua Afrika dalam upaya mencari sumber daya alam dan membuka pasar baru

Baca Juga:  Rusia Menyambut Kesuksesan Luar Angkasa India yang Luar Biasa

Seperti telah diberitakan bahwa Cina telah mulai mengoperasikan pangkalan militer tersebut secara resmi dalam beberapa hari ini. Pembangunan pangkalan militer Djibouti jelas tidak bisa dilepaskan dari kepentingan nasional Cina guna mewujudkan skema Jalur Sutra Maritim Abad 21-nya. Seperti diketahui, Cina mulai membangun pangkalan militer di wilayah Tanduk Afrika ini pada Februari 2016 – yang terletak tidak tidak jauh dari Camp Lemonnier – sebuah pangkalan militer AS terbesar di Afrika.

Dengan keberadaan pangkalan militer tersebut, armada Angkatan Laut Cina menjadi lebih efisien dalam menjalankan misi operasi maritimnya di dunia termasuk dalam melaksanakan tugas penjaga perdamaian dan kemanusiaan di lepas pantai Yaman dan Somalia.

Baca: Pesan Global Cina Dalam Latihan Perang di Laut Baltik

Oleh karena itu, Cina sangat berkepentingan untuk memastikan keamanan maritim di seputar Somalia dan Yaman karena jalur lalu lintas perdagangan tersebut sering menjadi sasaran perompak dari kelompok-kelompok pembajak Somalia. Sehingga Beijing berkepentingan untuk mengamankan jalur laut tersebut demi menjaga kelancaran pasokan bahan baku terutama minyak bagi kebutuhan industri dalam negerinya.

Baca Juga:  BRICS: Inilah Alasan Aliansi dan Beberapa Negara Menolak Dolar

Kehadiran kekuatan militer Cina di Djibouti jelas merupakan cerminan dari arah baru kebijakan politik dalam negeri Cina yang ingin menjadi aktor utama dalam percaturan politik global ditengah melemahnya Pax Americana.

Baca: Mencermati Runtuhnya Pax Americana

Sementara Pentagon sendiri telah memprediksi bahwa Cina akan memperbanyak pangkalan militernya di luar negeri setelah mereka membangun fasilitas di Djibouti. Seperti dilansir Reuters, “Cina kemungkinan besar akan berusaha untuk membangun pangkalan militer tambahan di negara-negara yang memiliki hubungan persahabatan yang sudah berlangsung lama dengan kepentingan strategis serupa, seperti Pakistan.”

Dalam laporan setebal 97 halaman yang dipresentasikan pada Kongres, Pentagon menyebut perkiraan biaya yang dikeluarkan oleh Cina guna membangun fasilitas militer tersebut mencapai US$180 miliar. Angka tersebut bahkan lebih tinggi dari anggaran pertahanan tahunan Cina sebesar US$ 140 miliar. (Agus Setiawan)

Berita Terkait:

  1. Cina-Rusia Latihan Perang di Laut Baltik
  2. Cina Meningkatkan Kerjasama Strategis Dengan Angkatan Udara Rusia
  3. Bagaimana Kalau Imperium Amerika Runtuh?
  4. Gerakan Anti-Cina Muncul di Australia

Related Posts

1 of 12