Traveling

Ngaji Laut, Maknai Nusantara di Museum Bahari

Salah satu koleksi di Museum Bahari/Foto Achmad/Nusantranews
Salah satu koleksi di Museum Bahari/Foto Achmad/Nusantranews

NUSANTARANEWS.CO – Ngaji Laut, Maknai Nusantara di Museum Bahari. Indonesia dikenal sebagai negara maritim sejak zaman Kerajaan Sriwijaya. Hal ini karena salah satunya luas laut di Indonesia cukup besar dibanding daratan. Untuk lebih mengenal kelautan nusantara, ada baiknya anda mendatangi museum Bahari. Museum bekas gudang rempah-rempah VOC ini menyimpan rapi perjalanan kemaritiman Indonesia.

Sebanyak 126 koleksi benda-benda sejarah kelautan akan memberi pengetahuan kepada anda tentang kekayaan alam bahari kita. Koleksi didominasi kapal dan perahu-perahu niaga tradisional hingga kapal zaman VOC.

Selain itu juga terdapat rekaman kehidupan di bawah laut, koleksi ikan yang beragam, tokoh maritim Indonesia, sejarah berdirinya angkatan laut di Indonesia, serta pelayaran KPM dari Batavia ke Amsterdam.

Bangunan Museum Bahari berdiri di samping muara Kali Ciliwung. Pada sisi barat dikenal dengan sebutan Westzijdsche Pakhuizen atau Gudang Barat. Gudang ini dibangun secara bertahap mulai 1652 hingga 1771. Sedang pada sisi timur disebut Oostzijdsche Pakhuizen atau Gudang Timur.

Gudang Barat terdiri dari empat unit bangunan, yang tiga unitnya sekarang ini digunakan sebagai Museum Bahari. Gedung ini awalnya digunakan untuk menyimpan barang dagangan utama VOC di Nusantara, yaitu rempah, kopi, teh, tembaga, timah, dan tekstil.

Namun, pada masa pendudukan Jepang, gedung-gedung ini dipakai sebagai tempat menyimpan barang logistik tentara Jepang. Setelah Indonesia Merdeka, bangunan ini dipakai oleh PLN dan PTT untuk gudang. Tahun 1976, bangunan cagar budaya ini dipugar kembali, dan  pada 7 Juli 1977 diresmikan sebagai Museum Bahari

Untuk dapat menikmati museum ini, anda bisa datang setiap hari Selasa – Minggu pukul 09.00 – 15.00 WIB. Museum tutup pada hari Senin dan hari libur nasional. Karcis masuk, perorangan hanya Rp1000 untuk anak-anak dan pelajar atau mahasiswa, sedangkan umum Rp 2.000. Rombongan (minimal 20 orang) hanya dikenakan tiket Rp500-Rp1500 per orang. Tarif pemandu untuk Bahasa Indonesia Rp25.000, Bahasa Belanda atau Bahasa Inggris Rp 50.000. (Achmad)

Related Posts

1 of 10