HukumTerbaru

IPW: Mabes Polri Harus Turun Tangan Usut Kerusuhan di Meranti

NUSANTARANEWS.CO – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S. Pane, menilai bahwa Kepolisian Republik Indonesia (Polri) hingga saat ini masih belum berubah, yakni tidak profesional dan proporsional.

Hal itu menurut Neta, dapat dilihat dari kasus bentrokan antara warga dan kepolisian yang berujung satu warga tewas di Selat panjang, Kabupaten Meranti, Kepulauan Riau. Padahal, lanjut Neta, para petinggi dan elit Polri selalu beretorika bahwa perubahan sudah dilakukan jajaran kepolisian.

“Tewasnya tersangka di Polres Meranti semakin menunjukkan bahwa sesungguhnya kantor polisi bukanlah tempat yang aman bagi pencari keadilan. Semangat pelayanan, mengayomi dan melindungi yang menjadi jargon Polri menjadi sebuah jargon kosong yang jauh dari kenyataan,” ungkapnya di Jakarta, Jum’at (26/8/2016).

Neta menjelaskan, belum berubahnya Polri dikarenakan kantor polisi masih dipenuhi oleh oknum-oknum yang arogan dan lebih mengedepankan kekuatan fisik ketimbang kekuatan otak. “Jika ini terus terjadi, bukan mustahil kantor polisi dan polisi yang sebenarnya adalah aparatur keamanan menjadi musuh masyarakat dan menjadi tempat yang tidak aman,” ujarnya.

Baca Juga:  Atas Instruksi Raja Maroko, Badan Asharif Bayt Mal Al-Quds Meluncurkan Operasi Kemanusiaan di Kota Suci Jerusalem selama Ramadhan

Untuk itu, Neta meminta kepada Markas Besar (Mabes) Polri untuk turun tangan menyelesaikan kasus ini. Menurutnya, Polri harus menurunkan Divisi Profesional dan Pengamanan (Divpropam) Mabes Polri untuk mengusut kasus ini dengan transparan.

“Komnas HAM juga harus segera mengusut kematian tersangka dan pendemo di Polres Meranti. Komisi III DPR RI juga perlu memanggil Kapolri dan Kapolda Riau untuk mempertanyakan apa yang terjadi sesungguhnya. Kasus ini tidak boleh didiamkan, sebab akan menjadi api dalam sekam yang akan terus menerus memicu permusuhan masyarakat dengan polisi,” katanya.

Seperti diketahui, kasus tersebu berawal saat honorer di Dispenda Meranti, Apri, tewas setelah ditangkap polisi pada Kamis (25/8/2016) dini hari. Apri merupakan tersangka pembunuhan atas Brigadir Adil S Tambunan di parkiran Hotel Furama, Selatpanjang, Kabupaten Meranti, Kepulauan Riau.

Setelah Apri menikam Brigadir Adil hingga tewas, Apri pun sempat kabur. Namun Apri ditangkap beberapa jam kemudian. Terakhir warga mengetahui Apri meninggal dunia di ruang mayat RSUD Meranti. Hal ini menimbulkan kemarahan dari sekira 500 orang warga. Warga mengepung Markas Polres Meranti.

Baca Juga:  Ramadhan Berbagi, Pemdes Rombasan Santuni Anak Yatim dalam Peringatan Nuzulul Qur'an

Informasi yang beredar, bahwa Apri saat ditangkap polisi mendapat dua tembakan di kaki kemudian dirawat ke RSUD. Setelah peluru diangkat dari kakinya, kemudian Apri kembali dibawa ke kantor polisi dan diduga kembali dipukuli di sana hingga mengalami luka parah di sekujur tubuhnya. (Deni)

Related Posts

1 of 15