Politik

Nasionalisme Menko Bidang Kemaritiman Dipertanyakan

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Reshuffle kabinet kerja Jilid II diharapkan Presiden Joko Widodo bisa memaksimalkan implementasi Nawa Cita. Dimana para menteri juga diharapkan bisa semakin serius membantu Presiden dalam menyelenggaran tugas-tugas negara di segala bidang.

Harapan itu langsung disambut para menteri dengan semangat membara, salah satunya Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang menggulirkan usulan merencanakan mengundang investor asing menggarap sektor perikanan di wilayah Natuna.

Tapi usulan tersebut malah membuat Menteri Kelautan dan perikanan Susi Pudjiastuti menjadi geram marah, bahkan sempat menyatakan sikap melepaskan jabatannya jika pada akhirnya kebijakannya harus dikoreksi “Kalau sampai perikanan tangkap diberikan asing, saya siap mundur” tegasnya.

Melihat pernyataan Menko Bidang Kemaritiman, Ketua Bidang Maritim Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) Nur Huda juga heran kaget atas pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan dan menanyakan jiwa Nasionalismenya itu. “Dimana letak Nasionalisme Menteri tersebut”, ujar Huda bertanya-tanya.

Huda pun dengan tegas menolak segala investasi asing dalam segala sektor apalagi sektor perikanan tangkap di Natuna diberikan asing. Padahal sudah jelas dalam Peraturan Presiden No 44 tahun 2016 menyatakan “Bidang usaha kelautan tertutup”.

Baca Juga:  Jadi Pembicara Tunggal Prof Abdullah Sanny: Aceh Sudah Saatnya Harus Lebih Maju

Padahal pada 2015 sektor perikanan mampu menyumbangkan pertumbuhan ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 8,96%. Nilai tukar nelayan juga naik dari 102 pada September 2014 menjadi 110 pada awal 2016. Melimpahnya pasokan ikan juga menekan harga sehingga mencatatkan deflasi 0,42%.

Sebaliknya negara-negara lain terpukul oleh kebijakan Susi Pudjiastuti yang dicontohkan PDB Thailand terpuruk dan mencatatkan minus untuk pertama kalinya. (Nur/Red-02)

Related Posts

1 of 16