Traveling

Museum Nasional Abadikan Tengkorak Kepala Pemimpin Suku

Koleksi Etnografi di Museum Nasional/Ilustrasi SelArt/Nusantaranews
Koleksi Etnografi di Museum Nasional/Ilustrasi SelArt/Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO – Museum Nasional Abadikan Tengkorak Kepala Pemimpin Suku. “Membosankan!” Mungkin kata itu yang mewakili ketika kita mendengar kata museum. Semrawut dan penuh dengan benda-benda kuno menjadi satu alasan orang jarang mendatangi museum.

Namun, pikiran-pikiran itu bisa Anda singkirkan ketika memasuki galeri Museum Nasional. Penataan yang artistik menambah daya pikat bagi pengunjung untuk betah berlama-lama di museum.

Adanya 141 ribu koleksi akan menambah rasa kagum Anda kepada Indonesia. Pasalnya, museum etnografi ini menampilkan seluruh kekayaan dan budaya Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua.

Yang paling menarik adalah tengkorak asli dari kepala suku di Papua. Di museum nasional ini ada dua tengkorak kepala manusia yang disebut Korwar.

“Ini asli tengkorak kepala Kepala Suku yang sudah dikuburkan lalu diambil untuk menghormati para leluhur,” ujar Ujang Mulyadi, Staf Bidang Kemitraan dan Promosi Museum Nasional kepada Nusantaranews.co, Sabtu (25/6).

Koleksi tengkorak tersebut tersusun rapi disalah satu ruang yang khusus mengoleksi benda-benda kuno asal Papua. “Kalau orang bule lebih senang di sini, karena menggambarkan miniatur Indonesia,” katanya.

(Baca juga: Surat Thani Membuktikan Kerajaan Sriwijaya Sampai di Thailand)

Museum dibagi dua gedung. Gedung pertama dibangun 1862 dan kedua dibangun 2007. Display penempatan koleksi tetap dipertahankan sejak jaman Belanda.

Ujang menjelaskan, ada 7 macam koleksi yang disimpan di museum ini. Antara lain, koleksi sejarah, pra sejarah,  numismatik dan heraldik (tanda jasa), geografi atau peta-peta kuno, tekstil, keramik, relik sejarah yang dipakai oleh era penjajahan abad ke-18 seperti kursi-kursi dan interior rumah.

Pengunjun dilarang menyentuh benda-benda terutama arca yang memiliki tulisan. Seperti 7 prasasti Mulawarman. Hal ini untuk mempertahankan keasliannya dan tidak rusak.

“Kalau arca ini dari abad 14 sampai 16, mayoritas berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Karena di sana pusat Hindu Budha,” kata Ujang.

Hal menarik lainya dari museum ini, koleksi emas dari zaman Mataram Kuno atau peninggalan abad ke 9. Emas-emas itu terletak dilantai 4. Namun Untuk mengamankan semua koleksi tersebut, pihak museum memasang CCTV, kemudian penjagaan di setiap ruang, sistem alarm, dan kunci ganda. “Kemudian seperti di ruang koleksi emas, dilarang untuk memotret dan lift kita design tidak bisa banyak, sekali angkut hanya 10 orang,” katanya.

Museum dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB hingga 17.00 WIB. Sedangkan tiket masuknya untuk wisatawan domestik Rp5000, wisatawan asing Rp10.000. (Achmad)

Baca juga:

Melirik Potensi Wisata Ziarah
Barus, Peradaban dan Pintu Gerbang Masuknya Islam di Nusantara
Menikmati Wisata Sejarah di Pulau Penyengat
Wisatawan Inggris Mulai Ramai Kunjungi Wisata Nusantara

Yuuk Bermain Arung Jeram di Banten
Setu Babakan, Wisata Alternatif Melepas Penat
Sejuknya Wisata Religi di Masjid Istiqlal

Related Posts

1 of 10