HukumTerbaru

Miris! Indonesia Darurat Selamatkan Generasi Bangsa

NUSANTARANEWS.CO – Dalam laporan akhir tahun 2016 menunjukkan betapa  memprihatinkannya nasib generasi bangsa Indonesia ke depan. Ini menyusul hasil riset yang dikeluarkan oleh Wahid Foundation baru-baru ini.

Dimana hasil surveinya di kalangan pelajar yang tergabung dalam organisasi Rohani Islam (Rohis) terkait intoleransi, sungguh mengejutkan. Sebanyak 68% anak-anak menginginkan ke Suriah dan Palestina untuk melakukan Jihad.

“Hasilnya 68 persen ingin ke Suriah untuk melakukan Jihad, anak-anak ini merupakan anak paling pintar di sekolah,” kata Yenny Wahid pendiri Wahid Foundation.

Bahkan menurut Yenny, 30 persen anak-anak tersebut menganggap bahwa kejadian ‘Bom Thamrin’ beberapa waktu lalu merupakan aksi Jihad. Melihat survei tersebut, Yenny berpendapat bahwa ada missing understanding terkait definisi dari Jihad itu sendiri.

Baca: Terbaru 30 Persen Anak Indonesia Menganggap ‘Bom Thamrin’ Adalah Jihad.

Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merilis bahwa kasus perlindungan anak khususnya yang terpapar terorisme dan ideologi radikal juga darurat untuk dilakukan.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Gelar Bimtek Pengelolaan Keuangan Daerah

Dimana KPAI menjelaskan selama 2016, kasus anak yang terpapar ideologi radikal dan terorisme mengalami peningkatan. Dari yang awalnya 180 kasus meningkat menjadi 219.

Baca: Kasus Anak yang Terpapar Terorisme Meningkat.

“Saat ini KPAI melakukan pengawasan intensif terhadap empat anak yang terpapar terorisme. KPAI juga telah memantau langsung anak-anak di Lapas dengan kasus terorisme. Ternyata, di dalam penjara justru terjadi radikalisasi anak,” beber Ketua KPAI Asrorun Niam Sholeh baru-baru ini.

Tak hanya kasus interoleran dan radikalisme pada anak, KPAI juga merilis laporan akhir tahun terkait kekerasan terhadap anak. Sepanjang tahun 2016, setidaknya ada 702 adauan terkait kasus kekerasan terhadap anak. Dari jumlah tersebut, sebanyak 55 persen kasus menunjukkan ibu sebagai pelaku yang diadukan.

Baca: Kekerasan Anak Meningkat Tajam.

Menurut Ketua KPAI, beberapa faktor yang menyebabkan ibu (orang tua) melakukan kekerasan terhadap anak adalah karena konflik rumah tangga, perceraian dan rebutan hak asuh. Faktor-faktor ini kemudian memicu orang tua melakukan pelanggaran hak anak, hingga melakukan tindak kekerasan. (red-01)

Related Posts

1 of 441