Ekonomi

Minyak Sawit Ditolak, RI Buka Komunikasi dengan Pasar Ritel Eropa

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) berencana akan membuka diplomasi sawit Indonesia di Eropa. Salah satu caranya yakni dengan membuka informasi sawit berkelanjutan kepada peritel di pasar Benua Eropa yang anti terhadap produk dari minyak sawit (no palm oil) karena dinilai merusak lingkungan.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Arlinda, menjelaskan bahwa Indonesia merupakan penghasil terbesar minyak sawit bersertifikasi di dunia. Indonesia juga terus memperkuat komitmen untuk mewujudkan sektor sawit Indonesia yang berkelanjutan.

“Berdasarkan skema Roundtable Sustainable Palm Oil, Indonesia merupakan penghasil terbesar minyak sawit bersertifikasi di dunia dengan produksi 6,5 juta ton atau 52 persen dari 12,65 juta ton total produksi minyak sawit bersertifikasi global,” kata Arlinda dalam keterangan resminya, yang diterima, Sabtu (4/3/2017).

Maka dari itu, untuk memperkuat diplomasi sawit di dunia, Kemendag akan melakukan promosi sawit saat kunjungan kerja ke Prancis selama 27 Februari-1 Maret 2017. Arlinda mengunjungi kantor Aliansi Perancis (the French Alliance for Sustainable Palm Oil), Selasa (28/2), dan diterima langsung Sekretaris Jenderal Aliansi Perancis Laure d’Astorg.

Baca Juga:  Prabowo-Gibran Resmi Menang Pilpres 2024, Gus Fawait: Iklim Demokrasi Indonesia Sudah Dewasa

“Promosi terhadap sawit Indonesia yang berkelanjutan akan terus gencar dilakukan di negara mitra dagang. Kolaborasi dengan stakeholders lokal di Perancis perlu dibina untuk menggalang dukungan terhadap sawit Indonesia,” kata Arlinda.

Menurut dia, Pemerintah Indonesia akan terus mempromosikan dan memfasilitasi pertumbuhan sektor sawit karena menyangkut penghidupan petani yang mencakup luas 42 persen dari total lahan kebun sawit. Fokusnya supaya sawit yang diproduksi, diolah, dan diekspor adalah sawit yang berkelanjutan.

Promosi tersebut akan dilakukan secara komprehensif, baik kerja sama antar pemerintah; pemerintah dengan swasta; dan dengan kalangan industri, akademisi, serta lembaga penelitian untuk menyampaikan edukasi bahwa sawit Indonesia berkelanjutan.

“Informasi yang valid mengenai sawit Indonesia harus terus dipromosikan dan dipublikasikan, termasuk, komunikasi dengan jaringan ritel dan supermarket seperti Casino U, yang menjual produk-produk berlabel no palm oil,” papar Arlinda.

Ia menyampaikan, Indonesia akan terus bergerak maju dalam menerapkan solusi-solusi agar sektor sawit menguntungkan secara ekonomi, memperhatikan aspek sosial, dan ramah lingkungan. Topik deforestasi menjadi salah satu yang dibahas pada kunjungan itu.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Gelar Gebyar Bazar Ramadhan Sebagai Penggerak Ekonomi Masyarakat

“Indonesia siap memenuhi permintaan 100 persen minyak sawit berkelanjutan untuk mendukung Deklarasi Amsterdam,” ucap Arlinda.

Sebagai informasi, Deklarasi Amsterdam merupakan deklarasi yang ditandatangani pada 7 Desember 2015 oleh Belanda, Jerman, Denmark, Inggris, dan Perancis serta didukung Norwegia. Deklarasi Amsterdam mendukung diterapkannya 100 persensustainable palm oil pada rantai nilai palm oil di Uni Eropa tahun 2020.

Reporter: Richard Andika

Related Posts

1 of 443