Gaya HidupTerbaru

Menjaga Nasionalisme dalam Arus Globalisasi

Ilustrasi
Ilustrasi

NUSANTARANEWS.COMenjaga Nasionalisme dalam Arus Globalisasi. Di tengah kegamangan dan kegalauan anak-anak muda masa kini terhadap arah reformasi yang semakin membingungkan dan terkesan tanpa arah, ternyata masih ada sebagian anak muda yang kreatif dan mulai mengeskpresikan rasa kebangsaannya dengan cara mereka sendiri.

Generasi yang selama ini dianggap telah mulai memudar semangat kebangsaannya, kini mulai menunjukkan kreatifitasnya. Pengaruh gelombang globalisasi telah menyebabkan mereka terbawa oleh arus deras gaya hidup impor, mulai dari menggunakan produk-produk impor, gaya hidup hedonis hingga budaya popular dari luar negeri.

Munculnya entreprenuer-entrepreneur muda dengan menampilkan karya kreatifnya yang terinspirasi dari luar patut diapresiasi. Inilah yang disebut sebagai reinterprestasi dari produk budaya asing yang diekspresikan sebagai budaya Indonesia, yang kemudian boleh kita katakan sebagai wujud semangat kebangsaan baru dari orang-orang muda.

Misal grup-grup musik yang menampilkan lagu-lagu bertema kebangsaan yang kemudian disebut nasiolisme kontemporer. Munculnya kelompok-kelompok yang mempromosikan keindahan alam Indonesia, kerajinan tangan, batik kontemporer, dan lain sebagainya sebagai sebuah bentuk kecintaan terhadap Tanah Air.

Baca Juga:  DBD Meningkat, Khofifah Ajak Warga Waspada

Boleh jadi anak muda menginginkan pendekatan baru guna menjaga identitasnya sebagai anak bangsa Indonesia di tengah gelombang globalisasi. Mereka sangat membutuhkan suatu bentuk nasionalisme “baru kontemporer” yang dapat mengikuti arus besar gelombang globalisasi sehingga tetap bisa menjaga identitas dan rasa cinta pada Tanah Airnya.

Memang perlu sebuah keberanian dan reinterpretasi terhadap nilai-nilai nasionalisme kontemporer guna menumbuh kembangkan rasa cinta pada tanah air. Ketimbang membuat propaganda dan kegiatan rutin yang diwajibkan, yang justru menjadi tidak produktif, bahkan malah menjauhkan generasi muda untuk secara sukarela membangun semangat kebangsaan ini.

Masalahnya sekarang adalah bagi para pemikir hari depan bangsa, bagaimana menemukan point of interest yang benar-benar cocok dengan selera generasi muda ini, sehingga jati diri mereka sebagai patriot tetap terjaga sehingga mampu menggerakan generasi muda secara sukarela dalam hal semangat kebangsaan ini. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,056