EkonomiTerbaru

Mengejutkan, Sektor Maritim Menyumbang Defisit 80% Terhadap Neraca Jasa Nasional

Juda Agung
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Juda Agung

NUSANTARANEWS.CO – Ada fakta mengejutkan bahwa kontribusi sektor maritim terhadap perekonomian Indonesia sangat kecil, hanya menyumbang 4% terhadap perekonomian nasional. Bahkan yang lebih mengejutkan lagi adalah Industri Maritim menjadi penyebab utama Neraca Jasa Indonesia Negatif. Tidak tanggung-tanggung, kontribusi defisitnya mencapai 80% terhadap neraca jasa di Indonesia.

Menurut Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan, bahwa perlu perombakan kebijakan agar sektor maritim bisa memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian nasional, dalam konferensi pers di Kantor BI Cabang Kepri, Batam, Kamis (11/8/2016).

Menarik untuk dicermati bahwa negara tetangga atau negara lain yang luas wilayah lautnya jauh lebih kecil dari Indonesia, justru mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap negaranya, jauh lebih besar dari Indonesia.

Tengok Filipina misalnya, kontribusi sektor maritimnya mampu menyumbang lebih dari 20%. Jepang juga di atas 20%. Padahal luas laut mereka tidak seluas Indonesia. Kalau sektor kelautan negara tetangga mampu menyumbang lebih dari 20%, sedang Indonesia hanya 4%, artinya peluang industri kelautan Indonesia masih sangat besar sekali. Tinggal bagaimana memaksimalkannya, kata Juda.

Baca Juga:  Kondisi Jalan Penghubung Tiga Kecamatan Rusak di Sumenep, Perhatian Pemerintah Diperlukan

Menurut Juda, besarnya kontribusi sektor maritim terhadap defisit neraca jasa disebabkan oleh besarnya penggunaan jasa dari luar negeri dalam kegiatan bisnis di sektor ini. Misal, “Sewa kapal ke asing, leasing asing, asuransi kapal ke asing, sampai sewa crane juga masih banyak ke asing,” jelas Agung.

Lebih lanjut dikatakan, defisit ini, sudah berlangsung bertahun-tahun dan harus segera dibenahi. Sekedar catatan saja, defisit neraca jasa di tahun 2015 mencapai US$ 8,3 miliar atau Rp107,9 triliun. Artinya, defisit neraca jasa di sektor maritim saja bisa mencapai Rp86,32 triliun di tahun 2015.

Sebagai informasi, dalam sebuah studi oleh McKinsey Global Institute, yang berjudul The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential menyebutkan bahwa sektor perikanan merupakan salah satu sektor utama yang akan menghantarkan Indonesia sebagai negara yang maju perekonomiannya pada tahun 2030. Di mana pada tahun itu, ekonomi Indonesia akan menempati posisi ke-7 Ekonomi Dunia, mengalahkan Jerman dan Inggris. McKinsey menyebutkan bahwa sumbangan sektor maritim bisa mencapai US$ 450 miliar pada PDB nasional. (Banyu)

Related Posts

No Content Available