InspirasiRubrika

Menerapkan Energiewende di Indonesia?

Menerapkan Energiewende di Indonesia-
Menerapkan Energiewende di Indonesia

NUSANTARANEWS.CO – Program Energiewende di Jerman merupakan contoh yang sangat menarik bagi pengembangan energi baru terbarukan di tanah air. Salah satu pelajaran yang bisa diambil adalah guna mendorong percepatan pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW yang sedang mengalami kendala teknis, terutama terkait penyediaan lahannya.

Menurut Lard Waldmann dari Angora Energiewende, sebuah lembaga think tank Jerman yang bekerja untuk kebijakan energi di Jerman, mengatakan bahwa salah satu kunci utama keberhasilan program energi baru terbarukan di Jerman adalah kerja keras pemerintah untuk menciptakan situasi yang kondusif, baik untuk kalangan investor maupun pilihan bagi masyarakat untuk menggunakan jenis teknologi dan layanan yang dinginkan.

Bila mengikuti pengalaman Lard, Indonesia dengan kawasan lima kali lebih luas dari Jerman, maka dibutuhkan lahan maksimum seluas 15.000 m2 untuk instalasi solar panel yang lengkap sehingga dapat menghasilkan listrik sebesar 40.000 MW. Dengan tingat efisiensi yang sangat tinggi dari solar panel, maka dibutuhkan sekitar 11.000-12.000 m2 untuk menghasilkan jumlah listrik yang sama. Sebagai bandingan, diperlukan 300 km2, hampir 2% dari luas gurun sahara untuk dapat menyediakan listrik untuk seluruh dunia dengan teknologi solar panel.

Di samping solar panelwindmill pun memungkinkan untuk diinstal dan dimasukkan ke dalam jaringan listrik dalam waktu yang singkat dibandingkan dengan pembangkit listrik skala besar mengingat ada banyak isu terkait dengan pembangkit listrik skala besar, seperti, isu tanah, teknologi, lingkungan, keamanan, besaran investasi.

Baca Juga:  Harlah Ke-17 PK PMII Pragaan dan BNI Berbagi Kebagiaan kepada Anak Yatim di Bulan Ramadan

Ratusan windmill dapat diinstalasi dengan cepat. Secara teknis, potensial angin di dataran rendah di Indonesia adalah 2-5 meter per second wind speed, dimana kecepatan ini lebih stabil dibanding di Jerman. Apabila generator yang sangat kecil di daerah dengan kecepatan angin seperti itu, maka windmill akan terus bergerak dan menghasilkan listrik secara konstan. Dengan cara lain, generator tersebut dapat diinstal di rooftop atau atap gedung/rumah yang membutuhkan listrik, dan itu hanya membutuhkan biaya instalasi 8-9 US$.

Di Indonesia hanya ada satu supplier listrik yang diatur oleh Undang-Undang, yaitu PLN. Meski begitu masyarakat tidak dilarang untuk memilih listrik sesuai dengan aturan yang berlaku. Jadi bila suatu ketika ada pilihan solar panel yang diinstal di atap bangunan yang dilakukan secara masif di Jawa Bali, maka PLN mungkin akan menyadari bahwa dia harus merubah mekanisme penyediaan listriknya. Demikian pula nanti bila suatu saat setiap desa di tanah air mulai membangun windmill sebagai salah satu pilihan pasokan listriknya. Semoga. (banyu/disunting dari iesr.or.id)

Baca Juga:  Asisten Administrasi Umum Nunukan Buka Musrenbang Kewilayahan Dalam Rangka Penyusunan RKPD Tahun 2025

Baca Juga:
Tarian Kolosal Penari Langit di Desa Tanarara
Energi Fosil Dunia Ambruk, Saatnya Anak Bangsa Berkarya

Related Posts

1 of 3,050