PolitikResensiRubrika

Mencoba Memahami Fenomena Anders Breivik

Mencoba Memahami Fenomena Anders Breivik.
Mencoba Memahami Fenomena Anders Breivik/Foto: thelocal.no

NUSANTARANEWS.CO – Mencoba Memahami Fenomena Anders Breivik. Sampai hari ini, Norwegia dan seluruh negara-negara dunia Barat, masih belum mampu memahami kejahatan brutal yang dilakukan oleh Anders Breivik. Kebenciannya terhadap umat Islam telah mendorongnya untuk melakukan serangan brutal dan membunuh 77 orang. Tindakan teror oleh Breivik boleh jadi merupakan kekerasan paling mematikan di Norwegia sejak Perang Dunia II. Breivik telah membuat bingung pandangan umum dunia Barat, dengan manifestonya. Bahkan Breivik dengan tegas mengatakan bahwa dirinya telah terinspirasi oleh gerakan ultra-kanan Eropa.

Ya, sebuah kategori kejahatan yang tidak bisa dimengerti. Tapi andaikan Breivik seorang muslim yang membunuh orang kristen, jelas label teroris segera disandangnya. Ideologi jihad dan radikalisme pun langsung melekat dalam pemberitaan di media masa. Nah, sekarang label apa yang akan dilekatkan kepada Breivik. Teroriskah? Orang gilakah? Atau Ekstrimis Ultra kanan?

Pengacara Breivik, Geir Lippestad, dalam sebuah wawancara dengan Verdens Gang mengatakan, bahwa kliennya mengaku ingin mengubah politik Norwegia melalui kekerasan. Kasus Breivik memang unik. Bayangkan Anders Breivik telah mengobarkan perang melawan nilai-nilai kita. Melawan demokrasi kita dan menentang keterbukaan kita. Breivik, menurut Lippested, terlihat meyakini betul bahwa ia sekedar menjalankan tugasnya. Tugas seorang seorang Nasrani untuk menyelamatkan dunia Barat, dan siap membunuh untuk itu.

Baca Juga:  BPPD Nunukan dan BNPP Gelar FGD IPKP PKSN Tahun 2023

Ia membunuh delapan orang dengan 500 kilo bom di Oslo. Ia juga mengambil nyawa 69 lain, sebagian besar remaja, dengan menembak mati di perkemahan pemuda milik Partai Buruh di Pulau Utoya.

Kejahatan Breivik tak terduga dan juga mengerikan, menampikan kebenaran baru dan memunculkan banyak pertanyaan belum terjawab. Apakah ia menggunakan kekerasan sebagai praktek gagasan orang-orang macam politis Austria, Jörg Haider dan politisi Belanda, Geert Wilder? Haruskan orang-orang perlu memberi perhatian terhadap ide-idenya dan manifestonya?

Der Spiegel adalah salah satu media Barat yang menyatakan bahwa Breivik adalah teroris anti-Islam dan pertama dari Eropa.

Pertanyaan lain yang juga kemudian muncul, apakah ini adalah kasus tunggal atau Breivik mencerminkan sebuah gerakan? (Agus Setiawan/bahan kuliah studi Terorisme)

Related Posts

1 of 3,049