Peristiwa

Mencermati Catatan Panjang Kasus Lion Air

NUSANTARANEWS.CO – Lion Air adalah maskapai penerbangan paling rajin mengalami insiden. Kasus Lion Air semakin panjang.

Terbaru, Lion Air kembali membuat kesalahan fatal. Pesawat JT 028 rute Jakarta-Denpasar milik maskapai penerbangan Lion Air mengalami penundaan terbang (delay) di Bandara Soekarno-Hatta, Senin (3/3/2017). Insiden delay yang dialami pesawat tersebut menambah catatan buruk pelayanan Lion Air sehari sebelumnya.

Sebelumnya, pada Minggu (2/3/2017) diberitakan juga setidaknya terdapat 9 pesawat Lion Air mengalami hal serupa.

Insiden terakhir ini membuat catatan panjang kasus yang merundung maskapai berlambang Singa Merah itu.

Dalam catatan redaksi, sedikitnya ada 10 kasus yang pernah merundung Singa Merah. Dimulai pada tahun 2002 silam, Lion Air mengalami insiden gagal mengudara dan terperosok setelah badan pesawat meninggalkan landasan pacu di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau, lebih dari lima meter. Akibatnya, 7 orang penumpang mengalami luka berat dan ringan.

Berselang dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2004 pesawat tergelincir saat mendarat di bandara Adisumarmo, Solo dan mengakibatkan 26 penumpang meninggal dunia. Seakan tak jera, pada tahun 2005 maskapai mengalami pecah ban saat mendarat di bandara Hasanuddin, Makassar.

Baca Juga:  Peduli Bencana, PJ Bupati Pamekasan Beri Bantuan Makanan kepada Korban Banjir

Pada tahun 2006, cuaca buruk membuat pesawat tergelincir saat mendarat di Bandara Juanda, Sukemudi

Enam tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2012 insiden kembali terulang. Kali ini, pesawat tergelincir di Bandara Supadio, Pontianak akibat roda sebelah kanan amblas.

Sejak 2012, kasus Lion Air terjadi berturut-turut. Dengan kata lain, sejak 2012 hingga 2017 Lion Air terhitung sedikitnya satu kali setahun mengalami masalah. Pada 2016 lalu, Kemenhub sempat memberikan sanksi keras berupa pembekuan. Namun sayang, pihak Lion Air justru menyerang balik Kemenhub sampai akhirnya kasus pun hilang entah ke mana. Dan sebagai akibatnya, Menteri Perhubungan yang saat itu dijabat Ignasius Jonan diganti Presiden Joko Widodo. Sebagai pengganti, Jokowi merekrut Direktur Angkasa Pura I, Budi Karya Sumadi. Sosok yang tentunya tidak asing dalam dunia penerbangan nasional.

Namun, berdayakah Budi Karya terhadap Lion Air?

Selain kasus-kasus yang menimpa Singa Merah sejak 2002 hingga 2006, Budi Karya patut ingat kembali kasus-kasus Lion Air sejak 2012 hingga 2017.

Baca Juga:  Pesawat Yang Hlang Kontak di Nunukan Berhasil Ditemukan. Pilot Selamat dan Mekanik Meninggal

Catatan redaksi, pada 2012, Lion Air mengalami insiden di Pontianak akibat roda sebelah kanan amblas seperti disebutkan sebelumnya.

Sejak saat itu, Lion Air terus rutin mengalami insiden. Pada tahun 2013, pesawat mendarat di laut dekat Bandara Ngurah Rai, Bali. Meski kabarnya tak ada korban jiwa, beberapa orang mengalami luka ringan.

Pada tahun 2014, pesawat Lion Air mendarat darurat di bandar Udara internasional Ngurah Rai, Bali akibat cuaca buruk. Pada 2015, maskapai Lion Air terpaksa mendarat di Bandara Surabaya lantaran temperatur udara di kabin terlalu dingin hingga membuat air membeku.

Pada tahun 2016, maskapai Lion Air mengalami dua insiden, yakni tergelincir di bandara Juanda akibat landasan licin dan pesawat Lion Air JT 161 dari Singapura salah menurunkan penumpang di pintu masuk domestik Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Dan kasus terakhir pada 2017, pesawat JT 028 rute Jakarta-Denpasar milik maskapai penerbangan Lion Air mengalami penundaan terbang (delay) di Bandara Soearno-Hatta, Senin (3/3/2017).

Baca Juga:  Sampaikan Simpati dan Belasungkawa, PPWI Lakukan Courtesy Call ke Kedubes Rusia

Masihkah negara berkasih hati terhadap Lion Air yang kerap bermasalah ini? Kalau masih, patut diduga negara memang tak berdaya melawan Singa Merah!

Penulis: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 13