Opini

Memerdekaan Rakyat dari Kemiskinan

NUSANTARANEWS.COMemerdekaan Rakyat dari Kemiskinan. “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” Jika merefleksikan kalimat dari Bung Karno tersebut, dalam konteks perjuangan bangsa Indonesia sampai saat ini memang benar adanya. Perjuangan rakyat  Indonesia saat ini sangat sulit. Sebab, berjuang menghadapi bangsa sendiri. Faktanya, meskipun 72 tahun Indonesia sudah merdeka dari bangsa penjajah,  namun bangsa Indonesia masih banyak mengalami persoalan. Seperti persoalan kemiskinan dan ketimpangan sosial. Sebut saja salah satunya adalah “Kemiskinan”. Angka Kemiskinan yang dialamai oleh rakyat Indonesia masih cukup tinggi.

Badan Busat Statistik (BPS) mencatat, pada Maret 2017 jumlah penduduk miskin di Indonesia, yakni penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan mencapai 27, 77 juta orang (10, 64 persen dari jumlah total penduduk). Angka tersebut bertambah 6,90 ribu orang dibandingkan dengan kondisi September 2016 yang sebesar 27, 76 juta orang (10, 70 persen). Meskipun secara presentase mengalami penurunan, akan tetapi jumlah angka mengalami kenaikan. Hal ini, menjadi Pekerjaan Rumah (PR) besar untuk bangsa Indonesia yang harus dikerjakan. Padahal kekayaan Sumber Daya Alam Indonesia cukup melimpah ruah. Seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara.

Baca Juga:  Keingingan Zelensky Meperoleh Rudal Patriot Sebagai Pengubah Permainan Berikutnya?

Peringatan Proklamasi HUT RI ke -72 harus menjadi momentum untuk terus berjuang menegakkan kemerdekaan di berbagai bidang yaitu salah satunya kemerdekaan dari kemiskinan yang sampai sekarang masih dialami oleh rakyat Indonesia.  Fakta, kemisikinan yang masih dialami oleh rakyat, seperti yang terjadi sampai saat ini masih banyak anak- anak bangsa yang harus menjadi gelandangan, mengemis di jalanan, bahkan mungkin masih ada yang tidur di kolong jembatan.

Merdeka secara ekonomi juga termasuk dalam hal merdeka dari kemiskinan. Rakyat Indonesia bukan saja merdeka dari penjajahan negara asing. Tetapi betul –betul merdeka yang idealnya bisa hidup sejahtera dalam ekonomi.  Sangat disayngkan jika kemerdekaan Indonesia ini harus dikotori dengan tangan- tangan yang tidak bertanggung jawab.

Salah satu tujuan kemerdekaan juga adalah terwujudnya masyarakat yang berekeadilan secara merata. Terutama merata dalam bidang ekonomi.  Namun pada kenyataannya saat ini, kekayaan alam Indonesia hanya dinikmati oleh sekelompok orang saja. Seperti masih banyaknya perilaku korupsi di Negara ini. Sesungguhnya perilaku korupsi tersebut termasuk salah satu bentuk penajajahan yang dapat menghambat kesehjateraan rakyat serta mengakibatkan kemiskinan. Oleh karenany, saat ini bangsa Indonesia masih berjuang untuk menghapus praktek koruspi sebagai bentuk penjajahan yang dilakukan oleh bangsa sendiri.

Baca Juga:  Apakah Orban Benar tentang Kegagalan UE yang Tiada Henti?

Hakikat kemerdekaan harus menjadi ruh dari gerak suatu bangsa. Karena yang dapat dikatakan merdeka sampai saat ini adalah para koruptor dan penjahat Negara. Masyarakat dan Negara harus bekerjasama dalam perjuangan melawan perilaku koruptor demi kesehjateraan seluruh rakyat Indonesia.

Kembali mengutip perkataan Bung Karno dalam pidatonya dihadapan masyarakat Indonesia bahwa “ Sedjak 1 september 1945 kita meneriakkan pekik ‘ Merdeka’. Dengungkan terus pekik itu, sebagai  dengungan jiwa yang merdeka! jiwa merdeka, yang berjuang dan bekerja! BERJUANG dan Bekerja. Buktikan itu! Dengan demikian, makna yang bisa diambil dari perkataan Bung Karno tersebut adalah Berjuang dan bekerja merupakan kata kunci untuk menuntaskan kemiskinan.

*Santoso, penulis adalah Mahasiswa S1, Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

__________________________________

Redaksi menerima kiriman berupa artikel Opini serta catatan lainnya baik ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan dan agrowisata. Artikel bisa dikirimkan langsung melalui [email protected]

Related Posts

No Content Available