Terbaru

Matangkah Planing Hidup Anda?

NUSANTARANEWS.CO – Berkeluarga, memiliki anak, dan melakukan hal-hal lain seperti bekerja dan mewujudkan cita-cita merupakan beberapa hal terpenting dalam fase hidup kita. Jika anda merupakan salah salah seorang yang tengah memikirkan tentang fase-faset tersebut, seperti memikirkan kapan anda akan menikah? Maka beberapa hal perlu anda perhatikan.

Bagi sebagian orang, mereka lebih suka menjalani kehidupan dengan untuk mengalir seperti apa adanya. Akan tetapi perlu untuk diketahui bahwa usia yang memiliki batas ini perlu direncanakan dengan baik setidaknya untuk menghindari permasalahan-permasalahan seperti terjadinya percetaian, terbengkalainya usia produktif, tidak terpenuhinya kesejahteraan keluarga dan lain sebagainya termasuk bagaimana hidup masa tua anda akan berjalan. Hal-hal demikian membutuhkan pertimbangan-pertimbangan yang matang.

Anda Tidak Akan Selalu Muda

Kebanyakan orang menunda untuk merencanakan pernikahan untuk dirinya dengan mengatakan, “Santai, kita masih muda.” Hal tersebut dapat berupa ungkapan yang terlahir dari ketidak siapan mental seseorang untuk menghadapi hidup dalam fase yang lebih serius. Bagian dari fase hidup yang sangat penting seperti pernikahan dan memiliki anak sejatinya penting untuk memiliki perencanaan yang matang.

Baca Juga:  Dewan Kerja Sama Teluk Dukung Penuh Kedaulatan Maroko atas Sahara

Seperti diketahui manusia memiliki fase-fase dalam setiap usia dalam kehidupannya. Anda memiliki batasan-batasan usia produktif baik untuk bekerja ataupun untuk memiliki keturunan, oleh karena anda perlu memikirkan bagaimana keterbatasan waktu tersebut dapat dimaksimalkan untuk kehidupan anda mendatang.

Nicolas Wolfinger, alhi sosiologi dari Universitas Utah sebagaimana dipaparkan The Independent mengungkapkan hasil penelitianntya yang diselaraskan dengan data pertumbuhan keluara usia optimal untuk melakukan pernikahan adalah antara 28—32 tahun. Pada rentang usia tersebut diyakini sebagai usia yang baik secara kedewasaan maupun kematangan usia untuk melakukan pernikahan.

Hidup Juga Butuh Kalkulasi

Untuk melangsungkan pernikahan tentu anda juga perlu memikirkan tentang usia pasangan anda. Katakanlah anda memutuskan untuk menikah pada usia 30 tahun. Kemudian anda dan pasangan anda juga perlu untuk memikirkan apakah akan segera memiliki momongan atau menundanya terlebih dahulu.

Sebuah pernikahan tidak hanya akan berhenti dalam kehidupan anda dan pasangan. Anak-anak anda memiliki perjalanan panjang pula dalam kehidupannya yang tidak dapat anda abaikan.

Baca Juga:  Diduga Korupsi Danah Hibah BUMN, Wilson Lalengke: Bubarkan PWI Peternak Koruptor

Sebagai gambaran saat anda menikah anda berusia 30 tahun. Misal setahun kemudian dan pasangan dikaruniai seorang anak pertama, pada saat anak kita menginjak usia remaja antara 12-15 tahun, maka usia anda telah menginjak kepala empat. Kemudian pada saat usia anak anda menginjak dewasa tarulah usia 20 tahun, maka usia anda saat itu menginjak kepala lima. Hal yang perlu diperhatikan adalah, apakah pada usia tersebut anda mampu meng-handle kebutuhan, sikap dan pendidikan anak anda. Hal tersebut betkaitan dengan kesejah teraan keluarga dan usia produktif anda untuk bekerja.

Permisalan di atas, barulah sebuah keluarga dengan satu anak, dengan rentang waktu kelahiran tercepat setelah anda dan pasangan anda menikah. Jika jumlah anak anda lebih dari satu, tentu butuh pertimbangan-pertimbangan yang lebih banyak lagi.

Apa yang anda lakukan setelah pensiun?

Setiap orang tentu memiliki keinginan untuk menjalani masa tuanya dengan tenang. Berhubungan dengan hal tersebut, dikutip dari Infestopedia, bahwa setiap wilayah memiliki rentang usia produktif untuk bekerja yang rata-rata berkisar antara usia 18—62 tahun. Pertanyaannya, lalu bagaimana kehidupan anda dan keluarga anda selepas anda pensiun?

Baca Juga:  Baksos 'Tarhib Ramadhan': Polda Jawa Timur dan LSM Gapura Bagi-bagi 500 Paket Sembako

Setiap orang tentu menginginkan kehidupan yang tenang dan dalam kondisi yang makmur di usia tuanya. Oleh karena itu, sangat tidak diharapkan saat anda pensiun anda masih memikirkan perihal biaya pendidikan anak anda, tagihan ini-itu dan lainnya.

Pusat Kajian Kebijakan Sosial Australia (SPRC) menemukan bahwa 1:3 orang yang bahkan belum pensiun mengalami kekhawatiran akan kehidupannya pada masa pensiun kelak akan mengalami penurunan taraf. Sementara masyarakat yang telah pensiun setengahnya mengalami kekurangan pendapatan jika dibandingkan dengan kebutuhan mereka dan yang lainnya mengaminkan bahwa standar hidup pasca pensiun tidak sesuai harapan.

Hal-hal tersebutlah yang menjadi pertimbangan mengapa hidup anda perlu dikalkulasikan. Hal-hal lain seperti bagaimana pendidikan anak-anak anda, apakah anda memiliki kesempatan usia untuk menemani cucu-cucu anda bermain kelak tentu sangat ditentukan dengan perhitungan yang matang.

Penulis: Mugi Riskiana

Related Posts

No Content Available