PeristiwaPolitik

Mal-administrasi, Plt Gubernur DKI: Terbakarnya Kapal Zahro Express Bukan Kelebihan Muatan

NUSANTARANEWS.CO – Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sony Sumarsono mengatakan kapal Zahro Express yang terbakar di Muara Angke, Minggu (1/1/2017) bukan karena kapasitas penumpang yang berlebih.

“Ini kapasitas penumpangnya 285 orang dan penumpang sebanyak 238 orang. Jadi masih dalam kapasitas, belum melampaui (kapasitas),” kata Sumarsono kepada wartawan di Jakarta, Minggu(1/1/2017).

Meski demikian, Sumarsono menungkapkan bahwa jumlah penumpang yang sebenarnya tidak sesuai dengan manifes data yang didaftarkan pihak kapal dalam proses administrasi.

“Di manifes hanya ditulis 100 orang saja. Jadi ada administrasi yang disengaja salah atau tidak sengaja, ini yang sedang kita selidiki,” kata Sumarsono. (Baca : Kemenhub: Kapal Zahro Express Terbakar Karena Korsleting di Ruang Mesin)

Menurutnya, banyak penumpang yang naik di atas sehingga tidak semua kebagian jaket pelampung. “Siapa yang bisa menghitung angka persisnya wong angka di administrasinya cuma 100,” papar dia.

Lebih lanjut, untuk menyelidiki adanya dugaan kesalahan administrasi, Sumarsono menyatakan tim dari Polda Metro Jaya yang akan segera melakukan identifikasi dan penyelidikan. “Tim Polda melakukan identifikasi untuk menyelidiki penyebab kebakaran dan kesalahan administrasi,” ucap Sumarsono.

Baca Juga:  Pleno Perolehan Suara Caleg DPRD Kabupaten Nunukan, Ini Nama Yang Lolos Menempati Kursi Dewan

Baca : Ini Kronologi Terbakarnya Kapal Zahro Ekspress

Disampaikannya, hal ini terjadi karena adanya kesalahan manusia. Ia menyebut pekerja atau sumber daya manusia (SDM) di pelabuhan tidak disiplin dan profesional. Hal ini terbukti dengan adanya ketidaksesuaian jumlah penumpang di manifes dengan fakta yang ada.

“Yang harus dididik adalah SDM-nya. Ini harus revolusi mental. Mental para pejabat Syahbandar pelabuhan yang mengatakan boleh tidak jam berangkat itulah yang harus dibuat profesional dan disiplin tinggi,” kata dia.

Menurut Sumarsono, seharusnya pihak kapal memberitahukan penumpang jika terjadi gangguan sekecil apapun, bukannya tetap memaksakan kapal untuk berangkat. (Baca juga : Ini Kondisi Kapal Zahro Express yang Terbakar)

“Jangan karena ada ukuran kecil misalnya dia jadi goyang terus orang diberangkatkan. Jadi ini hardwarenya sedangkan softwarenya itu ya perangkat yang mengurusi yang harus dibenahi. Coba kalau yang berangkat hanya 100, saya yakin Insya Allah tidak terjadi apa-apa,” tutur Sumarsono.

Baca Juga:  Gibran Rakabuming Didaulat sebagai Ki Sunda Utama oleh Abah Anton Charliyan di Padepokan Abah Umuh Sumedang

Selain itu, kata Sumarsono, sebelumnya para syahbandar ini sudah mendapatkan teguran dari pemerintah. Namun, mereka berkilah bahwa penghasilan mereka akan berkurang jika harus mengangkut sedikit penumpang.

Baca : Jumlah Korban Kebakaran Kapal Zahro Express Jadi 23 Jiwa

Dengan adanya kejadian ini, ia berharap harus bisa menjadi sebuah inspirasi khususnya pembelajaran untuk pemerintah provinsi untuk memperbaiki sistem perizinan berlayar.

Bukan hanya menyoroti masalah SDM, Sumarsono juga menduga kapal tersebut sudah ‘kelelahan’, namun berhubung momen libur tahun baru wisatawan yang berkunjung ke Pulau Seribu sudah membludak dari beberapa hari yang lalu makanya dipaksakan.

Baca: Kapal Wisata Tujuan Pulau Seribu Terbakar, 4 Korban Tewas

“Memang kayaknya harus diketati (perizinan berlayar kapal) karena nyawa yang menjadi taruhannya. Ini yang saya kira pemerintah sama dengan persoalan darat laut dan udara itu sama polanya. Yang jelas kita akan mainkan regulasi dan pengawasan,” ujar dia. (Andika)

Related Posts

1 of 4