EkonomiLintas NusaPeristiwa

Mahasiswa UPN “Veteran” Yogyakarta, Sadar Kedaulatan Pangan

NUSANTARANEWS.CO, Yogyakarta – Persoalan pangan adalah persoalan nasional. Sekitar April 1953 saat peletakan batu pertama pembangunan kampus Institute Pertanian Bogor, Soekarno menyampaikan statemen mengenai nasib suatu bangsa bahwa persoalan pangan adalah persoalan hidup matinya bangsa Indoensia. Meski waktu itu bangsa ini masih seumur jagung usia kemerdekaannya, tetapi semangat membangun sektor pertanian terus dikumandangkan.

Sektor Pertanian di Indonesia dibilang strategis dalam membangun daya pangan dan perekonomian masyarakat. Namun, di sektor strategis ini pemerintah masih kurang memperhatikan dan terlibat dalam mengelola kebijakan agraria hingga pada program Nawacita di bidang pangan seperti hanya utopia semata.

Merespon dinamika tersebut Himpunan Mahasiswa Jurusan Agribisnis (HIMAGRI) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta melaksanakan kegiatan akademis yang berlangsung selama dua hari bertajuk “Indonesia Menuju Ketahanan Pangan” yang dikemas dengan rangkaian kegiatan Lomba Karya Tulis Ilmiah dan Debat Nasional (8/04/2017) dilanjut Seminar Nasional (9/04/2017).

Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh kalangan Mahasiswa UPN, melainkan partisipan mahasiswa dari kampus lain termasuk Universitas Gajah Mada, Universitas Negeri Surabaya, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Universitas Air Langga, Universitas Sumatra Utara, Universitas Jember, dan universitas Riau, dll.

Baca Juga:  Kampanye Akbar, Prabowo Sebut Dukungan Demokrat Penambah Kemenangan di Pilpres

Antusiasme mahasiswa dalam mengikuti kegiatan ini juga digambarkan oleh Fachrun Pramudya Bagus Dewanda, ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Agribisnis (HIMAGRI), Acara ini mengedepankan kesadaran dan konsistensi mahasiswa terhadap ketahanan pangan Indonesia lebih khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Pada saat yang hampir bersamaan, meraknya kasus-kasus agraria dan persoalan kebijakan tanah membuktikan pemerintah mulai lupa dengan kesejahteraan bangsa.

Dalam sambutan M. Y Esty Wijayati, Komisi X DPR RI, menegaskan kembali mengenai nasib bangsa dengan mengutip perkataan Soekarno “Indonesia jika ingin sejahtera cukup memenuhi Sandang, Pangan, papan, dilandasi trisakti berdaulat dibidang politik, berdikari dibidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan”.

Dwi Aulia Puspita Ningrum menambahkan pentingnya peran perguruan tinggi melibatkan diri dalam membangun ketahanan pangan. “Yang bertanggung jawab dalam kebijakan pangan adalah pemerintah, masyarakat dan perguruan tinggi, termasuk di dalam tridarma perguruan tinggi yang dimaksukkan dalam kurikulum sebagai mata kuliah wajib bagi semua mahasiswa untuk mengabdi kepada masyarakat,” papar Dwi Aulia,

Baca Juga:  Dukungan Prabowo-Gibran Terus Menguat, Suara Ganjar-Mahfud di Malang Raya Terancam Tergerus

Sementara itu, Untung Wijanarko mengingatkan peran pemuda. “Pola pikir pemuda harus optimal dalam bidang pertanian, mengerti kebijakan agraria demi menunjang pendapatan petani dan negara,” tegasnya.

Selanjutnya, perwakilan dari Ketahanan Pangan dan Penyuluhan D.I. Yogyakarta, Bambang Dwi Witjaksono, yang juga jadi pembicara dalam seminar tersebut menganggap penting adanya kegiatan seperti ini sebagai ruang evaluasi kesadaran bersama dalam melestarikan pertanian.

“Sejauh ini permasalahan pembangunan ketahanan pangan yaitu perubahan iklim, ahli fungsi lahan, pasar bebas, keamanan pangan, kuantitas dan kualitas SDM pertanian. Maka dari itu pengelolaan tanah harus ditingkatkan dan agenda pembaharuan agraria diupayakan berjalan serius,” kata Bambang Dwi.

Pewarta: Anwar Noeris
Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts

1 of 4