Mancanegara

Latihan Militer AS di Laut Hitam Dinilai Bisa Picu Disstabilitas Geopolitik

NUSANTARANEWS.CO – Latihan Militer AS di Laut Hitam Dinilai Bisa Picu Disstabilitas Geopolitik. Baru-baru ini, angkatan laut Cina dan Rusia tengah menggelar latihan perang di Laut Baltik. Dalam latihan bertajuk Joint Sea-2017 itu, baik Rusia dan Cina melibatkan hampir sepuluh kapal perang dari berbagai kelas. Serta melibatkan sepuluh pesawat terbang dan helikopter.

Sementara itu, di wilayah Laut Hitam, militer AS kembali melanjutkan kegiatan militernya di sana. Pada pekan lalu, angkatan laut AS dan Ukraina menutup latihan bertajuk Sea Breeze 2017 mereka.

Rencananya, latihan gabungan kembali akan digelar akhir pekan ini (30 Juli 2017) di Georgia. Dalam latihan bersandi Noble Partner 2017 kali itu, akan melibatkan lebih dari 2.800 personil dari lima negara NATO, termasuk Amerika Serikat dan tiga negara sekutu.

Tak hanya itu, latihan ‘akbar’ ini juga akan melibatkan beberapa peralatan tempur canggih mereka. Mulai Tank Amerika Abrams, Bradley, Stryker dan juga pesawat militer C-130 Angkatan Udara AS.

Baca Juga:  Amerika Memancing Iran untuk Melakukan Perang Nuklir 'Terbatas'?

Latihan gabungan di wilayah Laut Hitam ini akan berlangsung sampai 13 Agustus 2017 mendatang. Menanggapi hal itu, seorang ahli keamanan dan mantan perwira Pasukan Khusus Turki Abdullah Ağar kepada Sputniknews menilai bahwa aktifitas milititer AS bersama negara-negara NATO bisa memicu distabilitas di kawasan tersebut dan menimbulkan konflik baru.

Peta Laut Hitam/Foto Istimewa/Nusantaranews
Peta Laut Hitam/Foto Istimewa/Nusantaranews

“Orang Amerika salah perhitungan di Timur Tengah dengan meningkatkan jumlah latihan di Laut Hitam, Washington ingin memindahkan permainannya ke area lain dari kebuntuan global dan mendapatkan kembali kerugian geopolitiknya. Ukraina dan Georgia adalah medan pertempuran geopolitik yang penting, namun perjuangan untuk kepemimpinan global sedang berlangsung di Suriah dan Irak,” kata Abdullah Ağar.

Menurut dia, saat ini AS tengah fokus untuk memenangkan dominasi regional di wilayah Laut Hitam. Menyusul kekalahannya dalam perebutan pengaruh geopolitik global di Suriah dan Irak baru-baru ini.

Selain itu, Ağar juga mengkhawatirkan jika latihan gabungan tentara AS di Laut Hitam bisa menimbulkan distrabilitas dan akan memberi efek negatif pada situasi di wilayah tersebut.

Baca Juga:  BRICS: Inilah Alasan Aliansi dan Beberapa Negara Menolak Dolar

Pewarta/Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 43