Lintas NusaPeristiwa

Korban Tanah Longsor Ponorogo Dibiarkan Melawan Bahaya

NUSANTARANEWS.CO – Pasca terjadinya bencana alam tanah longsor di Dukuh Karangrejo, Desa Tempuran, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur beberapa waktu lalu ternyata masih menyisakan banyak persoalan. Hal itu ddikarenakan pada waktu kejadian hanya sebuah rumah yang didiami oleh Kateni (43 th) bersama lima orang anggota keluarganya hancur.

Hampir tiga Minggu terjadi tanah longsor, kini malah ada 12 Kepala Keluarga di RT. 03, RW. 03, Dukuh Karangrejo, Desa Tempuran yang mengalami ketakutan. Hal ini dipicu oleh kontur tanah di wilayah tersebut sekarang retak-retak dan ini berada dalam kawasan seluas 2 hektar.

Informasi dari Kateni salah satu korban yang rumahnya roboh, tidak  hanya bangunan rumah yang retak. “Ruas jalan yang baru saja di bangun pun juga ambles dan kondisinya cukup membahayakan pengguna jalan,” ujar Kateni, Sabtu (10/12). Selain itu, Talud pengaman jalan pun rusak karena bencana tersebut.

Bencana tanah retak tersebut membuat kekawatiran warga yang berada di wilayah itu. “Kalau saya pribadi sudah mencari pengungsian karena rumah
Kami sudah hancur,” paparnya.

Baca Juga:  Aliansi Pro Demokrasi Ponorogo Tolak Hak Angket Pemilu 2024

Kini kesedihan juga dirasakan warga lainya, yang sebagian besar mengaku bingung karena rumah dan kekurangannya juga retak. “Malam hari kami sudah tidak berani tinggal di rumah karena takut rumah kami ambles atau terkena gunturan tanah dari bukit,” terang Paniran yang diamini oleh Seni, warga yang lain.

Tragisnya lagi, hingga kini pihak Pemkab Ponorogo seakan tidak peka terhadap bencana alam di wilayah tersebut. “Memang ada bantuan Sembako dari Pemkab Ponorogo, tapi kami ingin Pemkab Ponorogo memastikan wilayah kami aman atau tidak untuk tempat tinggal lagi,” terang Jemino, warga di lokasi tersebut.

Dia berharap kepada Pemkab Ponorogo segera turun tangan membantu rakyatnya yang terkena musibah. “Sudah hampir tiga minggu kami terkena musibah tapi pihak Kecamatan, atau Pak Camat pun belum melihat kondisi wilayah kami,” keluhnya.

Dia mengaku wilayahnya memang sangat jauh dari pusat Kecamatan Sawoo apalagi dari Pusat Kota Ponorogo, karena berada di perbatasan Ponorogo dan Trenggalek.

Baca Juga:  Mobilisasi Ekonomi Tinggi, Agung Mulyono: Dukung Pembangunan MRT di Surabaya

“Kami berharap Pemkab Ponorogo memberi solusi kepada warga korban tanah laongsor di Desa Tempuran ini, karena nyawa kami bisa terancam,” ungkapnya. (Nurcholis)

Related Posts

1 of 48