NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Acara syukuran kemenangan Anies-Sandi di Museum Bank Indonesia di kawasan Kota Tua Jakarta melahirkan suasana politik yang cair. Ada canda, motivasi, sindiran, dan tentu saja raya syukur yang khidmat.
King Maker pemenangan Anies Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga S Uno yakni Prabowo Subianto menyampaikan pandangan yang unik perihal dunia perpolitikan di Indonesia. Menurut Ketua Umum Partai Gerindra itu, Politik di Indonesia adakalanya aneh dan kejam.
“Pak Anies ini kan teknokrat, guru besar, proffesor. Politik di Indonesia kadang-kadang lain, tidak diajarkan di fakultas-fakultas. Iya to. Jadi, ini kebiasaan. Pak Sandi juga bukan politisi, dia entrepreneur, dia pengusaha. Dua-duanya lulusan Universitas terbaik. Jadi, kadang-kadang politik di Indonesia ini, aneh bin kejam. Iya kan,” ucap Prabowo Jumat malam, 5 Mei 2017.
Sesuai pengalamannya di dunia politik praktis, Prabowo mencontohkan salah satu keanehan dan kekejaman di dunia politik itu.
“Kalau mau jadi kandidat, kalau lagi cari, harus dicalonkan/mencalonkan lewat partai politik. Kiomitmen ini komenment itu, janji ini janjut itu. selama kampanye juga janji-janji. Begitu menang, jadi pejabat, jalannya sudah lain,” ungkapnya sembari menirukan gaya pejabat yang baru jadi.
“Mantuk-mantuknya diatur. Ngangguknya diatur. Sudah tidak buka pintu. Kalau dia datang ke mobil (memperagakan lagi gaya pejabat baru menang mau masuk mobil, _red), nunggu dibukain,” imbuhnya.
Simak: Anies-Sandi Menang, Prabowo Subianto: Saya Was-Was…
Kendati demikian, Prabowo merasa bersukur sebab, pasangan yang diusungnya bukanlah tipikal politisi seperti yang disinggungnya itu. “Alhamdulillah… Anies dan Sandi bukan yang seperti itu,” ujarnya disusul dengan tepuk tangan dan sorak semangat.
Hadir dalam acara tasyarakuran itu seperti Shohibul Iman, Hari Tanoe Sudibyo, Zulkifli Hasan, Rhoma Irama, Abu Rizal Bakrie, Tokoh-tokoh kunci pemenangan Anies-Sandi seperti Mardani Ali Sera selaku Ketua Tim Sukses pemenangan, M Taufik sebagai Wakil Ketua Tim Sukses, Alex Asmasoebrata, Erwin Aksa, Fuad Hasan Masyhur, dll.
Pewarta/Editor: Achmad Sulaiman
