Ekonomi

Ketika Media Sudah Menjadi Konglomerasi Bisnis

NUSANTARANEWS.CO – Media massa kini telah kehilangan karakter jurnalisnya setelah lebih mengedepankan visi bisnisnya ketimbang sebagai alat kontrol masyarakat yang memberikan informasi dan edukasi. Hal itu terjadi karena media kini telah dikuasai oleh para konglomerat. Tanpa disadari media massa kini telah menjelma menjadi sebuah industri raksasa yang meyebarkan dan menyuburkan gaya hidup liberalis kapitalis di tanah air.

Dengan kekuatan modal besar yang tidak terbatas jurnalisme telah bermetamorfosis menjadi sebuah industri berita yang dikemas dengan produk iklan yang mengejar profit. Kini kisah perburuan berita ala detektif yang dahulu sangat populer dan dinantikan oleh pembaca mulai terpinggirkan. Tidak seperti pada era 1950-an, dimana para wartawan memburu berita tidak terlalu terikat dengan institusi media seperti sekarang – sehingga penghasilan seorang wartawan atau reporter sangat bergantung pada karya jurnalisnya.

Bila kita telusuri, sejarah investigative reporting sendiri sudah berusia lebih dari tiga abad, sejak Benjamin Harris meneliti dan menyelidiki kondisi sosial-ekonomi masyarakat Amerika dimasa penjajahan pemerintah kolonial Inggris pada tahun 1690. Nah ketika Harris mempublikasikan reportasenya dalam sebuah penerbitan – tidak perlu menunggu waktu lama pemerintah Inggris langsung membredel penerbitan itu.

Baca Juga:  Pemdes Jaddung Salurkan Bansos Beras 10 kg untuk 983 KPM Guna Meringankan Beban Ekonomi

Kisah menarik lainnya adalah tentang seorang wartawan perempuan yang bernama Nellie Bly yang sengaja membuat dirinya menjadi gila untuk melakukan kerja ala detektif di sebuah rumah sakit jiwa. Dalam petualangannya dirumah sakit jiwa itu, Bly menemukan banyak penyelewengan dana publik yang kemudian ditulis dengan judul Ten Days in Mad House tahun 1888. Karya investigasi lain yang paling terkenal adalah kasus Watergate yang digali oleh dua orang wartawan The Washington Post, yaitu Carl Bernstein dan Robert Woodward, yang membuat Presiden Richard Nixon lengser dari jabatannya.

Di Indonesia sendiri karya investigasi misalnya pada kasus Bre-X Busang tahun 1997, sebuah investigasi tentang pemalsuan kadar emas di pertambangan milik Bre-X, yakni sebuah perusahaan tambang asal Kanada – yang dilakukan oleh seorang insiyur Filipina, Michel de Guzman. Guzman kemudian dinyatakan mati bunuh diri melompat dari helikopter dan jenasahnya ditemukan empat hari kemudian. Lewat kejelian wartawan majalah Tempo, Bondan Winarno, kasus rekayasa kadar emas untuk mendongkrak nilai sahamnya di bursa saham pun terungkap.(as)***

Related Posts

1 of 4