Ekonomi

Kenaikan Harga Listrik, AEPI: Sama dengan Perampasan Hajat Hidup Rakyat

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Peneliti dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng, mengungkapkan bahwa Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) bagaikan algojo. Pasalnya, hanya dalam waktu tiga bulan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menaikkan harga listrik secara bertubi-tubi.

“Menteri ini telah memperlihatkan dirinya sebagai eksekutor paling efektif dalam menghabisi, memenggal hajat hidup rakyat,” ungkapnya seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima Nusantaranews, Jakarta, Kamis (4/5/2017).

Kali ini, Salamuddin mengatakan, Menteri ESDM memberikan kado kepada masyarakat dan buruh yang masih dalam suasana peringatan Hari Buruh dengan menaikkan kembali tarif listrik.

“Ini adalah kado paling menyakitkan bagi buruh yang tengah merintih akibat siatem upah murah,” ujarnya.

Bayangkan, lanjut Salamuddin, hanya dalam tiga bulan sejak Januari 2017 lalu, harga listrik 900 Volt Amphere (VA) telah dinaikkan hingga 100%.

“Ini adalah tingkat kenaikkan yang terbesar sepanjang sejarah yang pernah dijalankan oleh pemerintah. Kebijakan ini dijalankan di tengah kondisi ekonomi melemah, pengangguran meningkat dan kemiskinan serta ketimpangan ekonomi yang semakin parah,” katanya.

Baca Juga:  Kebutuhan Energi di Jawa Timur Meningkat

Menurut Salamuddin, kebijakan ini langsung memukul kehidupan lebih dari 17 juta rumah tangga atau sekitar 70 juta penduduk Indonesia yang terdampak langsung. Kelompok masyarakat ini sebagian besar adalah kelompok rentan kemiskinan. Lebih jauh lagi, kebijakan kenaikkan tarif dasar listrik ini akan memicu inflasi terutama menjelang bulan puasa.

“Apa landasan kebijakan kenaikan TDL (Tarif Dasar Listrik)? Bukankah harga minyak dan BBM turun? Bukankah harga gas turun? Bukankah harga batu bara juga turun? Apa dasar kenaikan TDL? Apakah ada  kenaikan daya beli rakyat? Apakah ada kenaikan pendapatan rakyat? Bukankah pendapatan dan daya beli petani dan buruh terus menurun dalam 2 tahun terakhir?,” ungkapnya bertanya.

Akan tetapi, Salamuddin mengibaratkan, tampaknya seorang algojo tidak perlu alasan untuk mengeksekusi korban. Tarif listrik harus naik untuk memenuhi keinginan investor listrik, perusahaan listrik yang menjual listrik pada PT PLN (Persero) dan para pebisnis pulsa listrik. Dengan kenaikan harga listrik, maka mafia listrik akan tambah kaya.

Baca Juga:  Kondisi Jalan Penghubung Tiga Kecamatan Rusak di Sumenep, Perhatian Pemerintah Diperlukan

“Sementara rakyat akan terkena dampak. Kebijakan ini akan memicu inflasi yang semakin tinggi. Kenaikan harga-harga menjelang puasa akan semakin menggila. Ini adalah kebijakan paling sadis menjelang bulan puasa yang menguntungkan para taipan dan merugikan rakyat,” ujarnya.

Pewarta: DM | Rudi Niwarta
Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts

1 of 21