Berita UtamaEkonomi

Kementan Klaim Bisa Capai Swasembada Gula di 2019

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim bisa mencapai target swasembada gula konsumsi pada 2019 mendatang. Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Bambang mengatakan bahwa pada saat ini banyak upaya yang dilakukan pihaknya dalam meningkatkan produksi gula nasional.

Salah satu program yang dicanangkan Kementan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 33/Permentan/OT.140/7/ 2006 tentang Pengembangan Perkebunan melalui Program Revitalisasi Perkebunan.

Menurut Bambang, peremajaan terhadap tanaman tebu nasional perlu dilakukan guna meningkatkan produktivitas. “Saat ini produksi tebu kita berada pada kisaran 70 sampai 80 ton per hektar. Kalau kita lakukan peremajaan, produksinya pasti akan semakin meningkat karena potensi tanaman perkebunan kita bisa mencapai 100 ton per hektar,” ujar Bambang di kantornya, Jakarta, Selasa (20/6/2017).

Bambang mengungkapkan, memang realisasi capaian tahun lalu di bawah ekspektasi, hal itu terjadi karena pengaruh iklim kemarau basah yang menerpa sepanjang tahun. Pada tahun lalu, produksi gula kristal putih (GKP) atau gula konsumsi lokal sebesar 2,2 juta ton, sedikit di bawah target yang dicanangkan yakni 2,3 juta ton.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Tandatangani MoU Dengan BP POM Tarakan

“Tahun kemarin terlalu banyak hujan sehingga banyak tebu yang tidak bisa dipanen. Rendemen pun menurun,” kata dia. Melihat kondisi iklim yang kembali normal pada tahun ini, ditargetkan produksi gula konsumsi mencapai 2,5 juta ton. “Diharapkan tahun ini bisa melebihi target karena kondisi yang agak kering,” ucapnya.

Kenaikan produksi juga diproyeksikan terus terjadi hingga 2019 mendatang. Dimana pada 2018, target produksi GKP dipatok sebesar 2,8 juta ton dan pada 2019 mencapai 3,3 juta ton. Target tersebut didasarkan pada berbagai upaya yang telah dilakukan Ditjen Perkebunan Kementan saat ini seperti pengembangan areal industri dan pembangunan pabrik-pabrik gula baru

“Tambahan produksi sampai 800 ribu ton pada 2019 bukan hal yang sulit dan kami optimis ini bisa dicapai. Beberapa pabrik gula baru seperti di Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan, sudah siap menopang produksi. Perluasan lahan tebu di sekitar pabrik gula juga akan dilakukan,” jelas Bambang.

Baca Juga:  Prabowo Temui Surya Paloh, Rohani: Contoh Teladan Pemimpin Pilihan Rakyat

Selain melakukan pembangunan pabrik gula baru, optimalisasi pabrik-pabrik gula yang sudah terbangun juga akan dilakukan. Saat ini, total luas tanam tebu di Indonesia mencapai 450 ribu hektare (ha). Sementara, rata-rata produksi tebu rakyat hanya di kisaran 40-70 ton per ha dengan tingkat rendemen 6,7 persen.

Padahal, kata dia, jika ditangani dengan maksimal, produksi tebu bisa mencapai 100 ton per ha dengan tingkat rendemen 8 persen. “Ini dipengaruhi kondisi pabrik yang sudah tua. Kalau orang tua yang memeras, ya pasti tidak akan maksimal,” tutur Bambang.

Pemerintah juga akan melakukan bongkar ratoon atau penggantian tanaman tebu milik rakyat untuk meningkatkan produksi yang kian menurun. Menurut Bambang, idealnya tanaman tebu sudah harus diganti setelah dikepras tiga kali. Namun faktanya di lapangan petani tidak melakukan pergantian bahkan setelah 13 kali panen.

Pada tahun ini, pemerintah menargetkan adanya bongkar ratoon di areal lahan tebu seluas 18 ribu hektare. “Kami akan memberikan benih unggulan untuk pertanaman baru. Pemerintah juga siap memberikan alat mesin pertanian untuk mendukung peningkatan produktivitas,” paparnya.

Baca Juga:  Rawan Kecolongan Suara, AMIN Siap Kentongan Jadi Senjata

Pewarta: Ricard Andika
Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts

1 of 27